Aha, akhirnya saya update blog lagi setelah hampir mau 20 hari absen menuliskan sesuatu ke dalam blog ini. Alasannya sih klasik, tidak ada ide dan tidak ada waktu. Padahal, waktu dan ide selalu ada, hanya saja rasa malas ikut memprogandakan keadaan. Jadinya, ya gitu deh!
Postingan kali ini terinpirasi dari kicauannya @aMrazing mengenai “Suka lupa nama teman, lantas bingung mau negur apa pas bertemu secara tidak sengaja”. Ya, kurang lebihnya seperti itu.
Tiba-tiba saya teringat sama seseorang senior di kosan dulu yang sama sekali tidak bisa menghafal nama teman-temannya. Termasuk nama teman kosannya sendiri.
Hari pertama menjadi penghuni baru di kosan yang berada di daerah Depok, orang pertama yang saya ajak kenalan, ya orang ini. Kita sebut saja namanya Reza. Reza umurnya lebih tua ketimbang saya, jadinya waktu kenalan saya memanggilnya dengan sebutan “bang”. Anehnya, waktu kenalan seperti ada yang ngeganjel.
Mbak Kost : “Za, kenalin nih, penghuni baru kamar 11 ..”
Gw sambil menyodorkan tangan tanda perkenalan : “Hei, Bang .. Saya Adit anak Gunadarma..”
Reza : “Oi, ROY, gw Reza. Sesepuh di kosan ini! Kalau lo ada apa-apa, kasih tau gw aja!”.
Gw yang masih bingung kenapa dia menyebut nama “ROY” langsung meng-oke-kan apa yang dia bilang “Oke, bang!”
Setelah kenalan sama Reza, malam harinya pun saya kenalan sama penghuni lainnya.
Sebenarnya, masih ada tanda tanya besar yang menghantui saya. “Roy? Siapa itu Roy? Apa dia budeg? Perasaan gw ga ada menyebut nama dengan tambahan Roy”
Hari kedua selepas pulang kuliah, begitu masuk gang kosan, dari kejauhan saya melihat Reza “memandikan” motornya.
“Misi, Bang … Kinclong nih, motornya” , kataku.
“Oi, Roy, tumben jam segini udah balik? Ga main-main dulu?”
“engggg… enggak, bang! Capek. Masih baru juga di sini. Kamar aja masih berantakan.. Saya masuk dulu, bang!”, kataku pamit.
“Oke, Roy!”
Lagi dan lagi Reza memanggil saya dengan nama Roy. “SIAPA ITU ROY? ROY SIAPA, SIH? ROY MARTEN? ROY MANA???? ROY ITU SIAPANYA BANG REZA? HOMOANNYA? KALAU HOMOANNYA, BERARTI MUKA GW KAYAK HOMOANNYA, DONG!?!?”, langsung berkaca dan mendadak jijik sendiri.
Pas saya lagi bersih-bersih kamar, lagi lagi Reza menyebut nama Roy. Kali ini bukan sama saya, melainkan sama penghuni lain.
Penghuni A : “Za, ga kuliah lo!? Kerja mulu! Kuliah lo, dicariin tuh sama dosen lo!”
Reza : “Yaelah Roy, tenang … Senin depan gw masuk kok, Roy!”
Saya yang nguping pembicaraan mereka dari lantai atas, tiba-tiba saja dibikin penasaran tingkat dewa sama Reza ini.
“Ih, gawat! Si Anu juga dipanggil Roy. Jangan bilang semua penghuni kosan ini mirip sama homoannya? Yassalammmm…!”
Malam harinya, setelah selesai bersih-bersih kamar, saya pun turun dan ikut bergabung sama penghuni lain untuk nonton televisi. Kebetulan kosan yang saya ini tipe rumahan. Yang kamar-kamarnya berada di dalam rumah, ada ruang ngumpulnya, dapur, dan juga ada kulkasnya.
Pas ngumpul-ngumpul itu, sosok Reza tak terlihat. Dia lagi jaga “warung” nya. Setelah satu jam bercengkrama sama penghuni lain di ruang tipi itu, si Reza ini pulang.
Lagi, lagi, dan lagi saya dibikin bingung. Si Reza menyebut Roy kembali.
“Assalamualaikum .. Oiii, Roy! Asik ye pada ngumpul. Ada anak barunya pula!”
Penghuni B: “Yoi, Roy! Elo sih, jaga warung. Udah makan Roy?”
Reza: “Belum, Roy!”
Parah! Si penghuni B pun menyebut Roy juga. Siapa ROY itu masih menjadi misteri. Akhirnya, saya pun menanyakan soal ini ke tetangga sebelah. Saya pikir, daripada saya stress, ga bisa tidur karena memikirkan “Siapakah Roy itu sebenarnya?” mending tanya langsung, deh!
Akhirnya saya pun menanyakan hal ini ke Alvin, tetangga sebelah saya.
Saya: “Vin, Vin, udah tidur, ya?”, sambil gedor-gedor pintu kamarnya.
Alvin: “Oi Dit, masuk aje!”
Saya: “Vin, gw mau nanya, dong! Tapi diem-diem aja, ye!”, ala emak-emak rumpi banget.
Alvin: “Hmmm… Ya, kenapa?”
Saya: “Roy itu siapa, Vin? Kok Bang Reza senang banget nyebut nama Roy. Manggil gw aja, Roy. Manggil Bang Nikmat, juga Roy. Nah, tadi pas ngumpul dia manggil semua dengan “Roy”. Bingung gw!”
Alvin: “Oooooo.. HAHAHAHAHAHA.. Kirain mau nanya apaan! Jadi gini, Dit.. Bang Reza itu tipekal orang yang susah mengingat nama teman-temannya. Jangankan teman kosan, teman sefakultasnya aja sering banget dipanggil ROY sama dia.”
Saya: “serius? separah itu? Masa sih, Vin?”
Alvin: “Yeeee, dikasih tau bandel. Beneran! Sebenarnya sih, kalau udah sering interaksi sama dia, dengan sendirinya tahu nama kita-kita ini. Cuma ya itu, suka males dia nyebutnya. Udah enak nyebut nama kita dengan Roy”.
Saya: “Owalaaaa… ada ya orang kayak gitu! Hahaha .. Gw fikir, Roy itu nama homoannya Reza.. Parah, parah!”
Alvin: “wah, anak baru songong. Gw kasih tau, lho! Buahahaha.. 😆 “
Saya: “Kenapa Roy ya, Vin? Kenapa ga bro, kak, atau apalah?”
Alvin: “Roy itu nama adiknya Dit, tinggal di Lampung !”
Saya: “Ooooo… Gitu!? Baiklah!”
Nah, yang lebih gilanya lagi, sebulan kemudian, temannya salah satu anak kosan datang, kebetulan yang lagi di ruang tipi bang Reza ini. Alhasil, dia pun kembali menyebut nama Roy.
Tamu: “Assalamualaikum.. Maaf Mas, mau nyari si Anu. Ada!?”
Reza: “Waalaikum salam. Ooo.. bentar ya, duduk aja dulu.”
Tiba-tiba saja dia teriak “Royyyy… ada temannya, nih!”
Karena teriakannya, seketika itu pula anak-anak pada keluar dari kamarnya dan menghampiri si Bang Reza ini! 😆
Bego ya, kenangan-kenangan seperti ini sulit untuk dilupakan! 😀