Seperti kebanyakan tempat makan pada umumnya, menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta yang ke-486, kebanyakan dari tempat tersebut berlomba-lomba untuk menyajikan makanan khas Jakarta. Ya, tak terkecuali Millennium Sirih Hotel, Jakarta Pusat. Lewat Cafe Sirih yang bernaung di bawah hotel tersebut, maka digelarlah ‘Batavia Food Festival’.
Uniknya, melalui Batavia Food Festival ini, Millennium Sirih Hotel menyajikan makanan yang beda dari tempat yang lainnya. Ya, anti mainstream gitu, deh! Beneran, lho. Soalnya, di festival kuliner tersebut, makanan yang disajikan tidak Betawi asli, melainkan makanan Betawi peranakan Cina-nya.

Beberapa Jenis Makanan yang Ada
Kurang lebih ada 20 jenis penganan khas Betawi yang dihadirkan dalam festival tersebut. Mulai dari Ayam Gulung Ngohiong betawi, Ikan Gabus Pucung, Asem-asem Daging, Dodol Betawi, Kembang Goyang, Selendang Mayang, Kue Pancong, dan jenis lainnya. Dengan konsep Buffet (makan sepuasnya / all you can eat), pengunjung yang akan menikmati makanan tersebut dikenakan biaya Rp 150.000 ++ pada saat makan siang, dan Rp 165.000 ++ pada saat makan malam.

Pukis
Tapi, dari sekian banyak jenis makanan yang ada, yang paling favorit dan patut diacungi 4 jempol++ adalah ikan gabus pucung khas Jakarta-nya. Sumpah, demi apa pun, ikan itu enak banget.
Ikan gabus pucung ini, kabarnya, jika diolah sama orang yang tidak memiliki keahlian khusus, maka rasanya itu tidak bakal seenak ini. Soalnya, banyak pengunjung yang terkagum-kagum dengan makanan satu ini. Saking enak dan lezatnya gabus pucung khas Jakarta, ada beberapa pengunjung yang mengaku tidak suka ikan, jatuh hati sama masakan yang dimasak langsung oleh Executive Chef Cafe Sirih, Heriyanto.

Chef Heriyanto bersama masakannya

Penampakan Ikan Gabus Pucung Khas Jakarta dari dekat
Tidak hanya makan-makan saja, lho. Pada saat Batavia Food Festival berlangsung, Heriyanto pun membagikan resepnya ke pengunjung yang hadir.
Untuk mengolah masakan ini, terang Heriyanto, harus disiapkan bumbu-bumbunya dan dibagi menjadi 3 bagian. Untuk bumbu halus, kuah, dan ikannya.
Bahan :
- 3 ekor (500 gr) ikan gabus masing-masing dipotong 2 bagian
- 1 sendok teh air jeruk nipis
- 4 siung bawang putih, dihaluskan
- 1 sendok teh ketumbar bubuk
- 1 sendok teh garam
- 250 ml air
- 1/4 minyak untuk menggoreng.
Bahan kuah :
- 1000 ml air, 2 lembar daum salam, 6 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya
- 2cm lengkuas dimemarkan, 2 batang serai diambil putihnya dan dimemarkan
- 1 buah tomat, dipotong-potong dan 2 1/2 sendok teh garam
- 2,25 sendok teh gula pasir, 1 batang daun bawang, dipotong 1 cm
- 2 sendok makan untuk menumis bawang merah untuk taburan.
Bumbu halus :
- 10 butir bawang merah
- 6 siung bawang putih
- 4 butir kemiri, disangrai
- 4 butir kluwek, direndam dan 2 kunyit yang dibakar
- 5 buah cabai rawit merah.
Cara memasaknya cukup mudah. Lumuri ikan gabus dengan air jeruk nipis, bawang putih, ketumbar bubuk, garam dan air. Diamkan selama 20 menit, lalu goreng sampai matang. Kata Heriyanto, sebelum ikan digoreng, diamkan saja bumbu yang sudah dicampurkan ke ikan, biar meresap. Pun pada saat digoreng, jangan terlalu garing. Cukup 3/4 saja.

Nyammi :9
Bagi saya pecinta ikan, ikan dalam masakan ini tak terasa amisnya. Si chef tersebut benar-benar mahir dalam mengelolahnya. Untuk kepalanya sendiri, yang biasanya ditakuti oleh penikmat ikan gabus pucung, hari itu tak terasa menakutkan. Dagingnya lembut. Bumbu benar-benar meresap.
Bumbunya sendiri rasanya seperti kita makan rawon. Ya, kurang lebih begitulah.
Intinya, saya memberi nilai 8,5 untuk acara Batavia Food Festival ini, dan 9,5 untuk Gabus Pucung Khas Jakarta -nya.
Cafe Sirih, Millennium Sirih Hotel Jl. KH Fachrudin No. 3 Kampung Bali Tanah Abang Jakarta Pusat DKI Jakarta+62 21 2303636