Monthly Archives: December 2017

Review Film Surat Cinta Untuk Starla The Movie : No Comment, ah!

Tidak ada yang salah dengan film Surat Cinta Untuk Starla. Kalau ada yang bilang jelek, coba tanyakan berapa umurnya. Apabila mendekati kepala tiga kayak saya atau lebih, anggap penilaian tersebut dilandasi rasa iri tidak bisa kayak Hema Chandra (Jefri Nichol), di masa-masa pacaran dulu.

Kecuali, jika suara sengau tentang film besutan Rudi Aryanto terdengar dari bibir penonton belia. Baru deh pikir-pikir lagi menonton film Surat Cinta Untuk Starla.

Baca juga: [Review Film Susah Sinyal] Susah Menentukan Abe atau Aji

Film yang diangkat dari lagu Virgoun dengan judul yang sama, hadir dengan premis yang sangat amat sederhana. Di saat anak-anak usia tanggung bisa menikmati film ini sampai akhir, yang tua malah dibuat mikir.

Di zaman netizen punya pengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup seseorang, rasa-rasanya sulit menemukan sosok seperti Hema. Hema selalu menenteng mesin tik ke mana pun dia pergi. Dia cuek saat menggunakan mesin penyusun huruf itu di coffee shop, seolah ingin menggambarkan berani beda itu keren, cui!

Hema tak mengindahkan pandangan orang-orang fakir kuota yang melirik sinis ke arahnya. Bagi Hema, mesin tik adalah dunianya, nyawanya, sekaligus harta tak ternilai harganya.

review film surat cinta untuk starla the movie

Salah Satu Adegan di Film Surat Cinta untuk Starla the Movie yang Bakal Bikin Penonton Remaja Histeris Baper (Dok: Saluran Youtube Screenplay)

Berkat mesin tik itu jugalah Hema bisa mengembalikan pasokan energi setelah kejar-kejaran sama polisi. Hema ini ceritanya anak street art gitu. Kerjaannya setiap malam, mencoret-coret dinding kolong fly over atau jembatan, tapi nasibnya selalu sial.

Hema seperti tidak butuh minum untuk mengganti cairan yang hilang dari dalam tubuhnya. Cukup dengan memainkan papan tuts mesin tiknya, staminanya ada lagi. Air kemasan yang ada di dalam mobil tuanya, Hema pergunakan hanya untuk kumur-kumur setelah gosok gigi sambil menyetir.

Pernah sekali beli air putih dalam kemasan di swalayan. Bukannya habis karena diminum, malah terbuang sia-sia oleh perempuan yang mengaku sebagai pacarnya, yang tak terima diputusin sepihak. Baru diminum sedikit, air itu sudah keburu disiram ke wajah Hema.

Surat Cinta Untuk Starla, Cinta yang Terbentuk Setelah Enam Jam

Berkat mesin tik jadul warisan kakeknya yang seorang jurnalis politik, Hema jadi kenal dengan Starla (Caitlin Halderman). Dari perkenalan dan pertemuan selama enam jam di malam nahas bagi Hema, juga buat Starla yang akhirnya putus sama tunangannya, membuat kedua cucu Adam dan Hawa ini semakin dekat dan akhirnya aku-kamuan. Walaupun jadian mereka tanpa proses penembakan.

Mungkin bagi Starla, dengan Hema mau mengantarkan dia ke mana saja, itu sudah cukup untuk menguatkan status hubungan mereka.

Starla tak butuh waktu lama untuk move on dari mantannya. Starla merasa bersyukur, kejadian yang dia alami bersama Hema pada malam hari itu, bisa membuatnya terbebas dari kungkungan pacar yang super posesif. Starla lelah menghadapi cowok yang begitu cepat mempercayai sebuah gosip, hanya lewat sebuah foto yang disebar oleh teman terdekat mereka.

Secara perlahan tapi pasti, Hema mulai membawa Starla ke dalam dunianya yang seru dan berwarna. Hema juga mulai memperlihatkan siapa dia sebenarnya. Seorang pecinta alam, yang beranggapan bahwa orang-orang yang suka buang sampah sembaranganlah yang layak untuk dikejar-kejar aparat, kemudian dijebloskan ke penjara. Bukan malah dia.

Bagi Hema, melukis mural berupa gambar maupun quote-quote yang bikin baper, bukan perilaku merugikan. Justru tindakan itu adalah sebuah upaya dari anak muda, ikut “membantu” pemerintah memperindah Ibu Kota yang carut-marut ini.

Di saat hati sudah saling berlabuh, Starla masih mempertanyakan, apakah benar seseorang bisa jatuh cinta padahal baru mengenal selama enam jam?

Starla, sini kakak beritahu. Dulu ada seorang laki-laki yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Kurang dari enam jam, dia berani bilang telah jatuh cinta dengan sosok yang dia lihat itu. Mereka berkecimpung di dunia yang sama.

Keduanya berkenalan, berteman, dan akhirnya dekat. Laki-laki ini merasa nyaman dengan sosok tersebut. Hari-hari yang laki-laki itu lalui terasa sangat indah. Ya, walaupun pada ujungnya, harus mengalami hal yang sama kayak kamu. Harus siap menerima kenyataan bahwa orang yang dia percaya, dia sayang, dan dia cinta yang justru merobek-robek perasaannya. Perih.

Kamu mesti bersyukur, Starla. Kamu mudah melampiaskan amarah kamu. Sedangkan laki-laki itu, hanya memendam amarah di dalam dirinya, yang membuatnya jadi mengalami Psikosomatis.

Surat Cinta Untuk Starla, Film yang Terpaksa Dibuat?

Film Surat Cinta Untuk Starla sengaja dibuat bukan untuk menjaring penonton usia tua. Ini terlihat dari alur cerita yang dibuat loncat-loncat.

Buat mereka yang sudah menonton versi web series, kemungkinan besar tidak akan sulit mengikuti seluruh rangkaian cerita di film. Namun, buat yang belum nonton, pasti akan bingung di beberapa bagian.

Semisal adegan pendekatan antara Hema dan Starla di malam itu. Adegan tersebut tidak diperlihatkan secara gamblang, hanya sepotong-sepotong saja. Padahal, adegan itu perlu ada supaya kisah di film Surat Cinta Untuk Starla terasa lebih utuh.

review surat cinta untuk starla

Ngapain Hema dan Starla Pelukan di Atas Gedung Begitu. Tonton Surat Cinta Untuk Starla Supaya Tahu Jawabannya

Meskipun setelah saya tonton sampai habis, ada baiknya memang Surat Cinta Untuk Starla ini berhenti sampai di web series saja. Bukan apa-apa. Sayang aja, sinematografi yang bagus dan departemen akting yang menjanjikan, tidak didukung dengan penggambaran cerita yang baik. Malah terkesan “asal jadi”.

Pembuat cerita seperti kebingungan mau membawa film Surat Cinta Untuk Starla ini ke arah mana. Masih bermain di zona nyaman seperti film-film terdahulu, atau mau tampil beda.

Munculnya konflik antara Hema dan Starla yang secara tiba-tiba, malah membuat penonton, dalam hal ini saya sendiri, geleng-geleng kepala.

“Fix, film ini terinspirasi Ayat Ayat Cinta 2 digabungin dengan Dear Nathan!,” kata saya dalam hati.

Kesan “asal jadi” itu juga terlihat dari sejumlah karakter yang dipaksa ada. Mau ada mereka atau tidak, film ini akan tetap monoton. Mereka yang dipaksa ada itu, sengaja dimunculkan untuk memberikan nuansa komedi, yang sayangnya gagal dieksekusi. Bukannya lucu, malah segaring kerupuk yang dimakan Hema bersama seporsi nasi goreng saat sarapan bersama Starla.

Dari awal, karakter pacar Starla tak pernah diperlihatkan. Dalam bayangan saya, laki-laki yang berani menyebut pacarnya sebagai ABG alay dan murah itu adalah sosok yang gahar. Andai saja sosok itu muncul dan ribut dan Hema sampai berdarah-darah, saya jamin film ini jadi sedikit baik.

Namun, setelah pemuda beler itu muncul di depan rumah Starla untuk meminta maaf, saya jadi semangat mendukung agar Starla cepat-cepat baikan sama Hema. Masa “digertak” pakai stick softball langsung ciut, njir!

Film Surat Cinta Untuk Starla Tidak Sepenuhnya Buruk

Banyak hal mengganjal di film Surat Cinta Untuk Starla yang saya jamin tidak terlalu diperhatikan penonton muda. Koreksi saya jika salah. Hema digambarkan sebagai sosok pecinta alam, tapi di sisi lain, Hema tak bisa hidup tanpa mesin tik kesayangannya itu.

Saat kuliah dulu, saya harus membuat laporan akhir setiap praktikum menggunakan mesin tik selama delapan semester. Untuk mengetik teks dan sedikit coding saja, banyak kertas yang saya buang lantaran banyak yang salah.

Nah, Hema ini, kemampuannya memainkan mesin tik mengalahkan abang-abang rental di dekat kampus saya dulu. Bukan sekadar teks yang dia buat, melainkan sketsa wajah. Bayangkan jika Hema menggambar itu dalam keadaan tidak stabil. Berapa banyak kertas yang akan terbuang?

Apa ini ada kaitannya dengan sakit hati Hema terhadap kakeknya (dari ibu) yang dulu pernah terlibat dalam pembelalakan hutan? Entahlah.

Yang buat saya penasaran, berapa kali Hema membersihkan rumahnya? Sampai-sampai dia tak tahu ada barang yang berada di dekatnya, yang ternyata kunci untuknya menemukan ibu kandungnya yang selama ini menghilang.

review film surat cinta untuk starla

Adegan di Film Surat Cinta Untuk Starla yang Memperlihatkan Kepiawaian Hema Membuat Mural (Dok: Screenplay Production)

Setidaknya saat kita membersihkan perabotan rumah, kita angkat perabotan itu untuk membersihkan bagian bawah dan iseng membuka tutupnya. Sekadar lihat-lihat saja, siapa tahu ada hartu karun, kan?

Saya pribadi baru bisa menikmati film Surat Cinta Untuk Starla ini begitu mendekati akhir. Saat Mathias Muchus beradu peran dengan Yayu Unru dan Rizky Hanggono. Itu pun tak lebih dari tiga menit. Setelah itu, kembali lagi kayak semula, dialog terkesan maksa, dan penyelesaian konflik yang sengaja dibuat cepat.

surat cinta untuk starla

Banyak Tempat-Tempat Menarik Diperlihatkan di Sepanjang Film Surat Cinta Untuk Starla. Gambarnya Bagus-bagus Banget.

Meriam Bellina, berperan sebagai mamanya Starla, melakoni perannya sebagai perempuan campuran Sunda-Belanda dengan sangat baik.

Sementara Jefri Nichol, tidak bisa dibilang sepenuhnya buruk. Aktingnya oke. Di film Surat Cinta Untuk Starla ini Nichol kembali membuktikan, dia adalah seorang chemistry maker. Hanya saja, aktingnya bersama Caitlin Halderman mudah dilupakan. Tidak seperti saat dia berperan sebagai Nathan (Dear Nathan, 2017) dan Alvaro (A: Aku, Benci, Cinta, 2017).

Review Film Susah Sinyal : Susah Memilih Abe atau Aji

Sulit untuk tidak berharap lebih saat menonton film Susah Sinyal. Terkesan egois, tapi film Cek Toko Sebelah (2016), dengan segala drama dan komedinya berhasil membius saya. Setelah keluar dari gedung bioskop di penghujung Desember tahun lalu, saya berjanji ke diri sendiri untuk menonton karya-karya yang dibuat oleh Ernest Prakasa.

Walau Susah Sinyal jauh dari ekspektasi, tidak lantas saya kecewa. Film berdurasi 110 menit ini masih dapat saya nikmati. Meskipun tidak membuat saya terpingkal-pingkal maupun berderai air mata.

Baca juga : Review Film Ayat Ayat Cinta 2 : Fahri, Kamu Nabi apa Manusia?

Mungkin karena saya cowok. Secara kebetulan tidak pernah bermasalah sama mama. Saya dan mama masih tinggal di atap yang sama. Komunikasi di antara kami pun terjalin baik. Saking baiknya, mama bisa lho menelepon saya setiap tiga jam sekali.

“Abang sudah sampai?,” tanya mama setelah satu jam saya pamit ke kantor. “Abang sudah salat?,” pesan pengingat dari mama, kira-kira satu atau dua jam setelah adzan berkumandang. “Bang, pulang jangan tengah malam, kemarin ada babi ngepet di sini,” pesan ini terakhir saya terima tiga tahun lalu.

Kala itu tetangga depan rumah kehilangan emas dan sejumlah uang. Selang beberapa hari kemudian, satpam komplek perumahan depan kayak melihat seekor babi keluar dari salah satu gang. Sejak malam itu, isu babi ngepet makin santer saja.

Sedangkan film Susah Sinyal, menggambarkan ketidakharmonisan antara Ellen Tirtoatmodjo (Adinia Wirasti), ibu tunggal  yang sibuk banget sama kariernya sebagai pengacara, dengan Kiara (Aurora Ribero), anak perempuannya yang membutuhkan perhatian lebih dari sang mama di masa-masa dia tumbuh menjadi gadis remaja.

review film susah sinyal

Adegan Susah Sinyal

Ellen nyaris tidak punya waktu untuk Kiara. Sekadar menyiapkan sarapan untuk Kiara saja tidak  bisa. Kiara mau pergi ke sekolah, Ellen belum bangun. Ellen pulang kerja, gantian Kiaranya yang sudah molor.

Beruntung, Kiara masih memiliki Agatha (Niniek L Karim), seorang nenek, ibu dari Ellen, yang sayang dan tahu apa maunya sang cucu. Agatha sayang banget sama Kiara, pun sebaliknya. Agatha bahkan rela menonton film favorit Kiara, Moana, berulang-ulang agar Kiara punya teman berkhayal. Sementara Ellen, membedakan Moana dan Lilo and Stitch saja tidak bisa.

Maklum, hari-hari Ellen diisi dengan mengatur strategi demi memenangkan kasus para kliennya. Kesibukan Ellen semakin bertambah, saat dia bersama sang sahabat, Iwan (Ernest Prakasa), mendapatkan klien baru setelah membuka firma pribadi sendiri.

Susah Sinyal, Judul Baru dengan Formula yang Masih Sama

Film Susah Sinyal ini semacam pembuktian dari seorang Ernest Prakasa. Di film ketiga yang digarap (masih) bersama rumah produksi Starvision, Ernest tidak sedang mengangkat isu mengenai label dan stereotrip etnisnya ke dalam inti cerita. Kendati demikian, Ernest masih mempertahankan formula yang sama, yaitu drama keluarga berbalut komedi dengan nama judul yang unik.

Sebagai ‘pemain baru’ yang berani keluar dari zona nyaman, padahal baru menghasilkan dua karya, Ngenest (2015) dan Cek Toko Sebelah (2016), kita patut mengapresiasinya.

Ernest memang lihai menentukan konten menarik di setiap karyanya. Di Susah Sinyal ini, contohnya. Sutradara, penulis skenario, yang juga pemain film ini membalut sebuah konflik ibu super sibuk dan anak remaja pemberontak, dengan fakta yang terjadi saat ini, rasanya tidak bisa hidup kalau tidak ada sinyal. Sudah paling benar memilih Sumba sebagai lokasi syuting.

review film susah sinyal

Kiara terpesona dengan Pantai di Sumba

Meskipun Susah Sinyal bukan menceritakan keresahannya, tapi Ernest tetap bisa memasukkan ke-Cina-annya dia ke dalam film tanpa mengganggu maupun merusak keseluruhan alur cerita. Saya jadi kesal sendiri, sewaktu Ernest menerima telepon dari mamanya, yang tengah mempersiapkan resepsi pernikahannya. Mamanya sibuk mengurus ini itu, si Ernest malah menjawab sekenanya. Ditanya mau pakai daun apa saat prosesi Tea Pai, Ernest jawabnya “Ya, daun tehlah, Ma, masa daun ganja?”.

Saking kesalnya, saya sampai bergumam “Yaelah, Nest, kagak usah jadi Cina kalau enggak mau repot”

Pemain Susah Sinyal

Dari departemen akting, film Susah Sinyal memang diisi wajah lama, tapi dengan kualitas akting yang semakin baik. Sebut saja Adinia Wirasti. Dia berhasil mengeksekusi peran Ellen yang diberikan Meira Anastasia, penulis skenario Susah Sinyal, dengan amat baik.

Setelah nyaris gila karena kehilangan bayi di dalam janin di film Critical Eleven, 2016, di film Susah Sinyal justru lebih kompleks lagi masalah yang Asti hadapi. Dia harus bisa membawa diri sebagai ibu, sebagai pengacara dari klien seorang artis (Gisella Anastasia) yang ingin segera bercerai dari suaminya (Gading Marten), juga sebagai perempuan yang sebenarnya butuh seorang pendamping baru. Dan menurut saya, Adinia Wirasti memainkan peran tersebut penuh totalitas.

Lihat saja bagaimana kecanggungan antara Ellen dan Kiara yang tampak sangat alami. Saya curiga, Ernest sengaja memisahkan keduanya saat proses reading berlangsung. Gap antara ibu dan anak ini benar-benar terasa. Saya dan sejumlah penonton di kursi sebelah kanan dan belakang, ikut gregetan saat Ellen ingin mengajak Kiara liburan, setelah anaknya berbuat ulah, ribut dengan gurunya di sekolah.

Tidak berlebihan jika kemudian ada yang menilai, Dian Sastrowardoyo harus hati-hati sama Adinia Wirasti, yang semakin ‘laku’ setelah film Ada Apa dengan Cinta 2 meledak di pasaran. Disadari atau tidak, persaingan di antara kedua mahluk Tuhan dengan segala kelebihannya ini, terlihat di sejumlah ajang perfilman. Nama kedunya sama-sama bersaing untuk memperebutkan gelar Aktris Pemeran Utama Terbaik.

pemeran film susah sinyal

Kiara dan Abe di Susah Sinyal

Begitu juga dengan Aurora Ribero. Kualitas aktingnya memang tidak sepenuhnya baik, tapi sebagai anak bawang, Aurora tidak bisa dipandang sebelah mata. Ernest telah menemukan pendatang baru yang siap membawa angin segar di industri perfilman di tahun mendatang. Aurora siap bersaing dengan pemain lama seusianya. Dipoles sedikit lagi saja, tidak menutup kemungkinan Aurora Ribero bisa seperti Tatjana Saphira.

Kemudian ada Aci dan Dodit. Hai, jangan main-main sama dua nama Komika ini. Aci yang selalu kebagian peran jadi pembantu, di film Susah Sinyal ini mendapat porsi yang membuat dia bisa mengembangkan bakat aktingnya. Walaupun di sini masih sebagai pembantu, tapi tidak sekadar numpang lewat, mengantar minuman maupun membawa koper sang majikan.

Pun dengan Dodit. Manusia super menyebalkan ini lucunya minta ampun.

Susah Sinyal Susah Juga Memilih Abe atau Aji

Nasib dari menonton sendirian yang harus saya terima adalah, tidak bisa memilih orang yang duduk di samping saya. Kampret! Sepanjang film Susah Sinyal diputar, sepasang ibu dan anak di samping saya asyik mengomentari setiap adegan yang mereka tonton.

Kemunculan Darius Sinathrya sebagai Aji, pengacara perceraian mantan firma Ellen yang berhadapan dalam kasusnya sementara diam-diam menyukai Ellen, membuat emak dan anak ini histeris menjadi-jadi. “Pengacaranya ganteng amat?” kata si emak. “Kalau dia ada di dunia nyata, pasti banyak yang mau jadi simpanannya,” jawab si anak. “Elo pikir dia SK, yang berani ciuman sama kliennya dari balik jeruji besi,” kata saya berusaha untuk nimbrung tapi saya urungkan. Jadi, kalimat itu terucap di dalam hati saja.

Setiap Aji dan Ellen saling bertatapan di ruang sidang, emak dan enak ini mendadak “Cie… Cie… Cie… Lagian sudah tahu suka, pakai ditahan segala.”. “Udah dong, Ma, jangan berisik. Ganggu, tahu”, kata anaknya yang baru menyadari kalau percakapan di antara mereka sangat mengganggu.

“Semoga, Ellen enggak cinlok sama Iwan yang mau nikah,” kata anaknya. Kali ini suaranya lebih pelan, tapi tetap terdengar di telinga saya. “Mbaknya tahu banget, kalau godaan orang mau menikah seberat itu?,” lagi, ini saya ucapkan di dalam hati saja.

Nah, di film ini, ada sosok bernama Abe yang diperankan Refal Hady. Sama halnya dengan Aji, Abe di mata emak dan anak ini, memiliki paras yang terlampau ganteng untuk seorang pekerja hotel. Si anak bahkan berharap, Abe ini ada di dunia nyata. Dengan logat Sumba yang terdengar alami, dan kulit hitam nan eksotis, Abe mampu menyihir para penonton perempuan, terlebih pula saat Abe pergi berduaan dengan Kaira, penonton baper.

Sumpah. Saya tidak termasuk di dalamnya. Abe bukan tipikal saya. Saya lebih memilih Aji, yang dari segi fisik saja memiliki tinggi yang sama, dan Aji lebih berduit. Hari gini cinta tanpa duit mana sanggup, cyn!

Oke, lupakan soal itu. Omong-omong soal Refal Hady, kemungkinan besar dia akan lebih diingat sebagai Abe ketimbang sebagai Galih di film Galih dan Ratna (2017).

Film Susah Sinyal Layak Tonton

Berdasarkan pengalaman sendiri, ada baiknya menghilangkan dulu semua kesan mendalam selama menonton Cek Toko Sebelah saat akan menyaksikan film Susah Sinyal.

Film yang sudah meraih lebih dari 400.000 penonton dalam kurun waktu empat hari ini, mampu memberikan kita cerita penuh kehangatan. Komedinya memang tidak sereceh CTS yang mampu mengocok perut sepanjang film, tapi porsi lawakannya terasa pas. Ulah Tante Maya (Asri Welas), pemilik hotel di Sumba yang eksentrik dan bisa Capoera, bersama duet maut Abdur Arsyad dan Arie Kriting sebagai pelayan bernama Yos dan Melki, membuat tawa penonton pecah.

Buat saya dramanya memang enggak bikin mewek, cenderung di beberapa bagian ada yang terasa mengganjal, tapi buat penonton perempuan, bahkan yang duduk di sebelah saya, film Susah Sinyal bisa bikin bercucuran air mata, dan berakhir dengan berpelukan bersama sang mama.

OST Susah Sinyal

Bagaimana dengan Soundtrack Susah Sinyal ? Ernest kembali menggaet The Overtunes, ditambah Rendy Pandugo, Marco Marche, Ardhito Pramono, dan Aurora Ribero untuk mengisi departemen musik demi menghidupkan seluruh adegan film ketiganya ini.

Ya, ada Aurora di dalamnya. Lewat lagu berjudul Untuk Mama, yang seharusnya dia nyanyikan saat mengikuti ajang pencarian bakat dengan juri yang terdiri Andien, Reza Chandika, dan Jerinx SID, Aurora membuktikan bahwa dia tak sekadar piawai dalam berakting, tapi juga punya suara yang enak didengar.

 

Review Film Ayat Ayat Cinta 2 : Fahri, Kamu Nabi apa Manusia?

Sosok Fahri di film Ayat Ayat Cinta 2 mengalami perubahan drastis. Tidak ada lagi Fahri yang pemalu, sederhana, dan masih memperlihatkan sisi-sisi bahwa dia manusia biasa. Andai sekarang Fahri dituduh memperkosa Keira (Chelsea Islan), dia mungkin tidak akan marah, tidak akan melawan saat dibawa ke kantor polisi, dan lebih memilih memperbanyak ibadah di dalam penjara ketimbang koar-koar membuktikan bahwa dia tidak bersalah.

Baca juga: Review Film Cek Toko Sebelah

Di Ayat Ayat Cinta 2 garapan Guntur Soeharjanto, Fahri yang dulu bergantung pada istri, sudah menjelma menjadi laki-laki mapan. Kini, anak penjual tape yang dulu pernah merasa tidak pantas menjadi suami Aisha (Rianti Cartwright) hidup serba enak.

Fahri punya banyak uang. Bahkan cenderung tidak berseri. Ada banyak kemungkinan yang membuat Fahri tajir mampus kayak sekarang. Pertama, warisan orangtua Aisha. Setelah menikah dengan  Aisha, nyaris seluruh hidup dan keperluan Fahri ditanggung oleh istrinya. Saat memutuskan poligami saja, Fahri dan Maria (Carissa Putri) masih hidup satu atap dengan istri pertama, padahal hukum poligami adalah harus pisah rumah. Rumah pun harus pemberian suami.

Kedua, gaji bulanan Fahri sebagai dosen di universitas ternama di Edinburgh. Dan yang terakhir, keuntungan yang Fahri dapat setelah dia dan Aisha memutuskan membuka swalayan. Ukurannya tak terlalu besar. Isinya, barang-barang yang dikirim dari Indonesia.

review film ayat ayat cinta 2

Salah satu gambaran kebaikan Fahri di film Ayat Ayat Cinta 2

Dengan uang yang dia punya, Fahri bebas melakukan apa saja. Namun, Fahri bukan kita, yang mungkin saja akan mempergunakan uang itu untuk foya-foya. Fahri ini laki-laki dermawan. Dia memakai uang tersebut untuk membantu para tetangga yang kesusahan, yang secara kebetulan pula semuanya berbeda agama.

Ada Kiera dan Jason (Cole Gribble), kakak beradik asli Skotlandia yang amat membenci Fahri akibat kematian ayahanda yang menjadi korban bom di London; Brenda (Nur Fazura), gadis Melayu berprofesi sebagai pengacara tapi doyan mabuk, dan tentu saja, diam-diam mencintai Fahri; terakhir ada nenek Yahudi bernama Catarina (Dewi Irawan), yang sempat menuduh Fahri mengambil kesempatan saat membantu Brenda yang sedang mabuk.

Sumpah, saya iri.

Ayat Ayat Cinta 2 Layak Tonton?

Teman-teman yang sudah lebih dulu menonton film Ayat Ayat Cinta 2, menilai, MD Pictures kayak sekadar mengejar gelar film terlaris, tapi tanpa isi.

Ini jelas aneh. Sebab, dari departemen akting, Ayat Ayat Cinta 2 diisi pemain-pemain yang punya nama, dengan jam terbang yang tidak usah diragukan lagi. Walaupun dari sederet nama yang terlibat, hanya Tatjana Saphira, berperan sebagai Hulya, yang kualitas aktingnya ada peningkatan.

Dari segi sinematografi, Yudi Datau bekerja dengan sangat baik. Dia berhasil menangkap keindahan alam Edinburgh.

Sayang, dari segi penggarapan cerita, film Ayat Ayat Cinta 2 ini seperti tak masuk akal. Menurut saya, penggambaran akan sosok Fahri ini kelewat sempurna. Sampai-sampai saya harus mencubit pipi sendiri begitu melihat sosok Fahri yang begitu baik.

Oke, mengangkat Hulusi (Pandji Pragiwaksono), seorang preman jalanan menjadi supir sekaligus asisten pribadi, masih normal. Akan tetapi, mempekerjakan Sabina (Dewi Sandra), yang seorang pedagang tapi imigran, menjadi asisten rumah tangga, saya rasa tidak masuk akal.

Seorang Fahri yang begitu menjaga mata, pandangan, dan agamanya, masa mau menerima perempuan tidak jelas masuk ke dalam rumahnya? Memang tidak takut difitnah? Mana istri tak ada pula. Kalau tiba-tiba Aisha, yang menjadi relawan di Palestina pulang ke rumah kemudian melihat ada Sabina, apa dia enggak bakal marah?

Atau jangan-jangan, menerima Sabina menjadi asisten rumah tangga adalah siasat supaya Hulya (Tatjana Saphira), sepupu Aisha, bisa bebas main ke rumah?

Bukan apa-apa. Di awal-awal film, Fahri ini terlihat nyaman berdekatan dengan Hulya, yang menyusup ke dalam kelas, lalu berdebat dengan mahasiswa Fahri. Mahasiswa tersebut bertanya soal keistimewaan perempuan di mata Islam.

Fahri di film Ayat Ayat Cinta 2 memang sudah berubah. Dia tak takut dosa berdekat dengan yang bukan muhrimnya, bahkan berswafoto dengan jarak yang terlampau dekat. Saat Hulya memakaikan dasi ketika Fahri hendak pergi berdebat, tak sedikit pun tampak adanya gesture penolakan.

Kabar buruk untuk Film Ayat Ayat Cinta 2

Fahri terlalu sempurna. Tutur kata dan tindakan yang diperlihatkan Fahri ini seolah gambaran dari pria muslim yang sesungguhnya.

Sepertinya, Allah SWT telah membuang semua sifat-sifat jelek yang dimiliki Fahri lantaran pria tersebut rajin beribadah?

Sekali lagi, itu menurut saya. Sebagai pendosa, saya merasa kotor saat melihat Fahri yang begitu sempurna hidupnya. Laki-laki mana yang tidak mau menjadi kayak Fahri? Bisa membantu mengembalikan rumah salah seorang tetangga setelah dijual oleh anak tirinya yang durhaka. Bisa mendatangkan guru biola ternama untuk perempuan yang jelas-jelas membencinya. Tidak lupa, Fahri rela menggelontorkan sejumlah uang agar seorang perempuan yang berniat jual diri tidak jadi melakukan hal tersebut.

Masya Allah. Nikahi aku, Fahri, nikahi aku! Aku siap jadi pendampingmu. Aku tak masalah jika engkau tidak memberikanku nafkah badan. Sumpah. Kamu menikahiku tapi bercumbu dengan yang lain, aku ikhlas. Yang penting, nikahi aku Fahri.

review film ayat ayat cinta 2

Fahri dan Hullya di Film Ayat Ayat Cinta 2

Intinya begini. Kalau kalian mau menonton film Ayat Ayat Cinta 2 karena mau lihat akting Fedi Nuril atau Dewi Sandra doang, saya sarankan cari alasan lain. Kamu kemungkinan akan kecewa. Akting Fedi Nuril ya gitu-gitu doang. Malah mirip sama karakter Pras di Surga yang Tak Dirindukan 1&2.

Akan tetapi, kalau alasan kamu menonton Ayat Ayat Cinta 2 karena penasaran sama Tatjana Saphira, silakan, dia tampil memuaskan.

Kekecewaan lain dari film Ayat Ayat Cinta 2 ini adalah ketidakmunculan sahabat-sahabat Fahri di zaman susah dulu; Saiful (Oka Antara) dan Rudi (Dennis Adhiswara). Yang muncul malah Misbah (Arie Untung), sahabat Fahri yang tidak digambarkan dengan jelas asal usulnya.

Uh. Saya pikir bakal mewek habis-habisan, ternyata tidak sama sekali. Saya malah ketawa ngakak, senyum-senyum miris, dan nganga enggak percaya.

Soundtrack yang dibayangkan bakal bikin film Ayat Ayat Cinta 2 lebih greget, ternyata sebatas “mewah” doang. Kasihan Yaya!

Akhir kata, Fahri, situ Nabi apa manusia? Sempurna amat!

Banyak Jalan Menyelinap ke Resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution

Kantor mengirim empat orang karyawan meliput resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution di Medan, Sumatera Utara, selama tujuh hari. Saya yang baru pulang dari Malang dan Vietnam, bersama tiga rekan yang terdiri dari satu jurnalis News, satu jurnalis foto, dan satu jurnalis video, harus membuat laporan secara terperinci mengenai persiapan pemberian marga Siregar untuk Kahiyang, sampai acara puncak yang didahului prosesi Kirab pada Minggu, 26 November 2017.

Penugasan ini tanpa persiapan yang matang. Penunjukkan siapa saja yang akan ditugaskan dilakukan secara tertutup. Tahu-tahu saya dipanggil menghadap meja bos, baru di situ saya diberitahu bahwa akan dikirim ke Medan.

Penugasan yang mendadak itu sama kayak waktu saya diberi mandat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan anggota Paskibraka Nasional 2016 selama satu bulan di PP-PON Cibubur, Jakarta Timur, tahun lalu. Harus mau, harus siap, dan jika mau menolak tugas tersebut harus punya alasan kuat serta masuk akal. Kalau alasan menolak perintah karena tidak mampu, tidak bisa, dan takut harus siap gigit kuku karena uang jajan tambahan yang selalu cair di setiap bulan April, tidak bakal masuk.

resepsi kahiyang ayu di medan

Tim Senasib Sependeritaan di Resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution. Enggak nyangka kalau bakal dikirim sama mereka.

Tim yang dikirim ke Medan masih belum tahu bisa masuk atau tidak ke tempat resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution. Pemberitahuan akan hal itu baru diumumkan di hari Rabu, dua hari sebelum pesta adat dimulai. Itu juga tidak semua bisa masuk. Masing-masing media hanya satu atau dua orang saja yang dapat akses masuk.

Biarpun kami dapat akses masuk, bukan berarti bisa bebas masuk ke lokasi inti tempat acara berlangsung. Wilayah yang kami sebut Ring Satu itu merupakan daerah kekuasaan teman-teman jurnalis yang sehari-hari mangkal di Istana Negara. Kami-kami ini, paling hanya di area depan dekat pintu masuk tamu-tamu penting dan area B yang meliputi gapura, tenda tempat Gondang Sambilan dimainkan, dan air mancur buatan untuk prosesi pengesahan bahwa Kahiyang dan Bobby tidak lagi berstatus lajang.

jurnalis di resepsi kahiyang ayu di medan

Teman-Teman Jurnalis yang Dikirim ke Resepsi Kahiyang Ayu di Medan. Sama Nasibnya, Harus Punya Banyak Akal Supaya Bisa Masuk ke Dalam.

Kemungkinan kami untuk bisa masuk memang amat kecil. Belum lagi dari kantor yang memang tidak menerima undangan resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution di Medan. Setahu saya, rata-rata petinggi media hanya diundang saat resepsi di Solo saja.

Akan tetapi pihak kantor mau, agar kalau bisa salah satu di antara kami ada yang bisa masuk, bagaimana pun caranya. Matehok, Inang!

Bertemu Bou Baik Hati

Kami yang pada rencana semula akan diterbangkan di hari Rabu, sudah di Medan dua hari lebih cepat. Pihak kantor bilang, supaya kami punya banyak waktu buat menggali semua informasi mengenai acara ngunduh mantu, seperti persiapan, gambaran Suasana Bandara Kualanamu Jelang Kedatangan Presiden Jokowi ke Medan, dan mewawancarai vendor-vendor yang dipilih Kahiyang Ayu-Bobby Nasution.

Sayang, untuk poin yang terakhir, saya dituntut untuk kerja lebih keras mencari sendiri informasinya karena pihak media centre kurang informatif. Hal-hal mengenai Riasan Secepat Kilat Kahiyang Ayu di Medan yang Justru Dapat Pujian, Menakar Harga Pelaminan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution di Medan, atau Sederhananya Makanan Acara Ngunduh Mantu Jokowi saya peroleh dengan mencari tahu sendiri.

Sore hari sebelum sempat merebahkan badan sejenak, kami bergerak menuju kediaman salah seorang paman Bobby, yang menjadi pendamping ibunya mengganti posisi almarhum ayahanda tercinta.

Kami ke sana setelah mendapat izin dari paman Bobby yang lain. Setelah agak sedikit memelas, beliau menyuruh saya dan tim langsung ke rumah yang akan dijadikan lokasi buat prosesi adat pemberian marga Siregar untuk Kahiyang Ayu.

resepsi kahiyang ayu di medan sangat sederhana

Bou-Bou Baik Hati yang Menolong Saya Selama Liputan Resepsi Kahiyang Ayu di Medan

Tuan rumah menyambut kedatangan kami dengan ramah. Pria berkacamata itu tampak sibuk membantu pekerja menata meja dan kursi yang akan digunakan oleh para tamu. Ia kemudian meminta izin untuk mandi sebentar sebelum wawancara. Saat menunggu itu, saya berkenalan dengan salah seorang kerabat dari keluarga besar Bobby Nasution. Saya memanggil perempuan berjilbab itu dengan sebutan Bou.

Perkenalan itu membawa saya pada kesempatan emas. Beliau yang ternyata (setelah mengobrol panjang lebar) adalah besan dari sahabat si papa, mau membantu saya supaya bisa masuk ke acara pemberian marga keesokan hari. Juga memberikan saya undangan supaya bisa masuk ke pesta adat Kahiyang Ayu-Bobby Nasution di hari Jumat dan Sabtu.

Wawancara dengan si empunya rumah selesai. Dari hasil wawancara itu saya jadi tahu kalau Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution akan Jalankan 7 Prosesi Adat dan Pesta Adat Tidak Akan Ada Jika Kahiyang Ayu Tak Bermarga Siregar.

Ketahuan Paspampres di Acara Pemberian Marga

Semalam Bou berpesan, kalau saya mau masuk ke dalam rumah tersebut bersama dia, harus datang sebelum jam 07.00 . Menurut Bou, jam segitu pengamanan sudah diberlakukan dan bakal ketat banget. Hanya keluarga besar, seperti Bou dan suami saja yang boleh masuk.

Saya bangun saat adzan Subuh berkumandang. Saya sudah bilang ke teman-teman, kemungkinan saya akan duluan ke lokasi acara. Mobil yang sudah kami pesan untuk delapan hari akan berangkat dengan mereka. Sementara saya memilih naik Grab motor. Pagi itu saya belum sempat sarapan. Dalam keadaan perut kosong, pengemudi ojek malah memilih jalan-jalan yang rusak dan ngebut pula. Saya nyaris muntah begitu turun dari motor.

Saya tiba di lokasi acara pemberian marga pukul 06.30 pagi. Situasi saat itu, Pasukan Berbatik Sudah Berjaga di Lokasi Ngunduh Mantu Kahiyang Ayu, puluhan aparat apel pagi, dan tentu saja para jurnalis yang sudah berdiri di titik teraman dan ter-oke untuk mengambil gambar. Dari dalam rumah, pekerja yang saya jumpai tadi malam melakukan pengecekan ulang, dan sejumlah orang dari pasukan pengamanan Presiden sedang memasang mesin detektor.

Bou di mana? Kok tidak tampak wajahnya? Atau jangan-jangan sudah di dalam rumah? Mati, gue, bisa-bisa buyar semua rencana semalam.

Posisi Bou masih di rumah saat saya telepon. Dia baru ke lokasi acara kira-kira jam 08.00, karena harus ke kantor terlebih dulu untuk absensi. Kabar itu tidak membuat saya lega sama sekali, karena percuma saya juga tidak bisa masuk.

Bou datang tiga puluh menit sebelum Kahiyang Ayu-Bobby Nasution dan keluarga besar sampai di lokasi acara. Bou bilang akan diusahakan saya bisa masuk, setelah semua Tamu Kahiyang yang Tampil Kompak dengan Busana Khas Tapanuli Selatan masuk.

Tidak lama, Kahiyang Ayu yang Tampil Cantik dengan Kebaya Pink di Acara Pemberian Marga tiba di lokasi bersama para rombongan. Kumpulan Emak Rela Masak Lebih Pagi agar Bisa Lihat Kahiyang Ayu langsung histeris begitu sang pengantin perempuan turun dari mobil.

pakaian di resepsi kahiyang ayu di medan

Sejak pagi saya berdiri di titik yang hampir tidak tersentuh oleh siapa pun. Ternyata, posisi ini paling enak buat mengabadikan saat-saat Kahiyang turun dari mobil. Ini difoto pakai kamera ponsel, bermodalkan tangan yang panjang. Ini rangkaian dari resepsi Kahiyang Ayu di Medan.

 

 

biaya resepsi kahiyang ayu di medan

Hallo Mbak Kahiyang, kata saya. Sapaan saya itu dijawab oleh sang mempelai perempuan, Hai, jawab dia sambil melambaikan tangannya. Momen ini beberapa saat sebelum pemberian marga, yang masih menjadi bagian dari Resepsi Kahiyang Ayu di Medan

Benar, saya bisa masuk lewat pintu belakang dengan bantuan Bou. Bou bilang ke pihak pengamanan kalau saya keponakan beliau. Setelah berhasil masuk dan duduk sebentar, saya masuk ke dalam rumah yang sudah dipenuhi para Raja Adat lewat pintu dapur.

Dasar manusia tidak sadar diri. Sudah tahu badan paling mencolok, malah nimbrung saat teman-teman dari Ring Satu mengabadikan kedua mempelai yang lagi duduk di pelaminan setelah Kahiyang Ayu Sah Bermarga Siregar. Hal bodoh lain yang saya lakukan adalah malah sempat-sempatnya mengetik situasi yang terjadi di dalam. Gerak-gerik ini rupanya diketahui Paspampres. Bodoh lu, Dit, bodoh.

pesta adat di resepsi kahiyang ayu

Sungguh, Begitu terlihat pancaran cinta dari mereka di Hari Pemberian Marga tersebut. Kahiyang, si Putri Jawa, resmi bermarga Siregar. Ini baru pemberian Marga, sementara prosesi adat dalam rangkaian resepsi Kahiyang Ayu di Medan masih panjang

Paspampres mengintrogasi saya. Dia tanya saya bisa masuk dari mana. Saya bilang kalau saya jurnalis juga yang kebetulan tamu di acara itu karena datang bersama Bou. Paspampres yang tidak sempat saya tanyakan namanya itu tidak marah sama sekali. Beliau bersikap sopan, yang membuat saya merespons dia dengan sopan juga.

Paspampres cuma bilang, kalau memang hari itu saya datang sebagai tamu, sebaiknya sebagai tamu saja jangan melakukan liputan apa-apa karena tidak enak sama teman-teman yang lain.

Setelah semua selesai, Paspampres mempersilakan saya untuk kembali ke rombongan tamu dan menyantap makanan yang tersedia.

Ha ha ha … Geli sendiri kalau mengingat kejadian itu.

Masuk ke Lokasi Resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution

Semenjak kejadian itu saya jadi agak lebih hati-hati. Sebenarnya, ada satu orang yang resek banget. Paspampres itu bisa sampai tahu karena laporan dari satu orang yang menyebalkan ini. Teman-teman jurnalis lain serentak menganggap dia musuh, karena dia ini menyulitkan gerak pemburu berita.

Saya dong diikuti sama dia saat masuk di acara adat hari terakhir. Mau foto-foto atau sekadar memvideokan jadi agak sulit. Padahal saya masuk pakai undangan resmi. Ih, menyebalkan.

kirab resepsi kahiyang ayu di medan

Kereta Kencana yang Membawa Pasangan Pengantin Tiba di Lokasi Acara. Resepsi Kahiyang Ayu pada Hari Minggu Diawali dengan Kirab

 

pesta adat di resepsi kahiyang ayu di medan

Inilah Puncak dari Resepsi Kahiyang Ayu di Medan. Entah Harus Bagaimana Menggambarkan Kebahagian yang Terpancar dari Wajah Kahiyang. Ia Tak Terlihat Capai Sama Sekali. Tampak Sangat Menikmati Semua Acara Adat Batak.

Mungkin karena dia kelelahan mengikuti saya yang entah ke mana-mana, padahal mau makan doang, sosok yang gayanya melebihi Paspampres ini pergi juga. Baru deh saya bisa bergerak mengabadikan beberapa momen penting, yang langsung saya kirim ke kantor.

Pesta Adat yang dilakukan semalam suntuk, yang diakhiri dengan menari tortor selesai. Tinggal resepsi. Sayang, Bou tidak ada undangan buat resepsi. Alamak!

Saya tiba-tiba teringat sama pembina Paskibraka Nasional 2016. Beliau ini adalah mantan Paskibraka Nasional 1994 dari Sumatera Utara, yang kebetulan bermarga Nasution. Pas curhat di grup, kalau saya butuh bantuan supaya bisa masuk, tahu-tahu kak Irma ini bilang kalau dia punya undangan resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution. Beliau berhalangan hadir, bentrok sama persiapan 40 harian almarhum papa tercinta.

jan ethes di resepsi kahiyang ayu

Selain Kedua Mempelai, Satu Sosok yang Paling Mencuri Perhatian di Sepanjang Resepsi Kahiyang Ayu adalah Jan Ethes, Anak dari Selvi Ananda dan Gibran. Gerak Gerik Bocah Laki-laki Ini Mampu Mengundang Histeris Warga

 

jan ethes di resepsi kahiyang ayu

Jan Ethes di Keramaian Rombongan Tamu VVIP yang Akan Memasuki Lokasi Resepsi Kahiyang Ayu di Medan. Foto Ini Diambil dari Halaman Ruko Sebelah yang Dibatasi Dedaunan yang Lumayan Tinggi

Undangan itu saya ambil di rumahnya. Kak Irma cuma pesan satu “Suvenirnya buat aku”. Ha ha ha… Baik, tidak masalah, yang penting aku bisa masuk.

Lagi-lagi ketemu sama sosok menyebalkan ini. Kali ini saya masa bodoh, melintas saja di depan mukanya dia sambil memperlihatkan undangan yang saya pegang. Berhubung pada acara puncak itu yang datang ribuan orang, dia jadi enggak resek dan memilih melipir entah ke mana.

undangan resepsi kahiyang ayu di medan

Undangan Resepsi Kahiyang Ayu dan Pesta Adat yang Saya Dapatkan dari Orang-orang Baik, yang Bersedia Menolong Saya.

Sialan, fokus saya jadi ke mana-mana saat masuk ke resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution. Saya dapat undangan buat jam yang siang sampai sore. Nah, jam-jam ini adalah jam-jam akan berakhirnya pesta dan di atas panggung yang nyanyi grup band idola mama, Amigos. Bawain lagu Batak yang nge-beat, yang membuat seluruh tamu bergoyang.

https://platform.twitter.com/widgets.js

https://platform.twitter.com/widgets.js

https://platform.twitter.com/widgets.js

Saya yang enggak mau ketinggalan keseruan itu, malah nimbrung ikutan goyang. Sialan, sialan, sialan. Pas mau udahan, tahu-tahu Nia Daniati naik ke atas panggung dan menyumbangkan lagu. Lagu yang dia bawakan saya hapal dong. Malah sing a long bukannya liputan.

Ha ha ha … Duh, Gusti, maapkan saya. Gagal fokusnya bukan karena makanan, tapi karena musik.

Resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution Selesai

Sungguh menyenangkan bisa meliput resepsi Kahiyang Ayu-Bobby Nasution bersama tim yang tidak pernah bekerja sama sebelum ini. Kami memang sekantor, tapi selama ini jarang bersua karena bekerja sesuai desk masing-masing. Namun, selama di Medan, kami yang berbeda ini dituntut untuk saling bekerjasama dan bersinergi agar menghasilkan sebuah berita mengenai pesta adat sang anak dan menantu Presiden Jokowi, yang enak dibaca, dilihat, ditonton, serta layak diserbaluaskan.

wartawan di resepsi kahiyang ayu di medan

Makan Malam Setelah Selesai Meliput Rangkaian Resepsi Kahiyang Ayu di Medan. Ada pun yang Menjadi Sponsor adalah Puti. Ha ha ha. Semoga Keseruan Kayak Begini Terulang Kembali.

Di sana juga kami menjadi sebuah tim yang sepenanggungan dan dituntut untuk kompak, tahu berkoordinasi, dan berkomunikasi sesama tim.

Kami juga berterimakasih untuk Reza, kontributor kantor untuk wilayah Medan, yang sudah membantu meringankan kerja kami. Terima kasih teman-temanku. Kita liputan yang jauh, yuk!

 

Mencoba Peruntungan Berbisnis Kue Bawang, Order, Dong!

Sebulan ini saya sedang giat berjualan camilan sehat. Makanan ringan yang saya jual berupa kue bawang dan cheese stick. Kue di sini jangan digambarkan seperti kue nastar atau putri salju, karena kudapan ini lebih pantas disebut keripik.

Saya rasa tidak banyak orang tahu mengenai kue bawang selain orang Medan. Di kota kelahiran saya, kue bawang adalah makanan wajib yang harus ada di saat Hari Raya. Saya biasanya menyantap kue bawang ini bersama kuah santan dan tauco, sisa dari seporsi lontong Medan.

kue bawang

Tas Fitnes Warna Abu-abu itu Satu Bulan Terakhir Berubah Fungsi Menjadi Tempat Membawa Kue Bawang Dagangan

Berjualan kue bawang saya lakoni guna membantu memasarkan usaha kepunyaan sepupu. Usaha ini semula dijalani oleh sang mama, yang kemudian ia kembangkan sendiri setelah pindah ke Jakarta, menjajal peruntungan di Ibu Kota. Ia sendiri yang berbelanja bahan dasar, menakar setiap bahan dan bumbu, dan menentukan tingkat kematangan saat menggoreng keseluruhan bahan sampai menjadi kue bawang. Nanti akan saya ceritakan rahasia di balik dapurnya.

Saya sebut camilan sehat karena kue bawang ini tidak asin sama sekali. Mungkin tante dan sepupu saya ingin menjadi agen perubahan, yang ikut menyukseskan program pemerintah untuk menjauhkan masyarakat Indonesia dari ancaman hipertensi, penyumbatan pembuluh darah, dan segala macam penyakit akibat dari ketidakmampuan kerja ginjal.

kue bawang khas medan

Setiap Hari Kurang Lebih Membawa 10 sampai 15 Kantong Plastik Berisi Kue Bawang

Saya berani jamin besaran kalori dari sekantong kue bawang yang saya jual ini tidak bikin kamu merasa bersalah. Kecuali, jika kamu makan lebih dari satu kantong plastik. Kalau seperti itu bukan lagi tanggung jawab saya.

Saya bisa maklum jika orang-orang sampai ketagihan. Habis, bentuk dari kue bawang  ini tipis dengan tekstur yang renyah, ditambah pula bahan dasarnya adalah bawang. Sudah bisa dipastikan gurih dan juga enak.

Dikarenakan pengalaman saya setiap kali makan kue bawang ini sulit berhenti, saya beranikan berjualan camilan ini ke teman-teman di kantor atau siapa saja yang tertarik.

Sejauh ini barang dagangan yang saya bawa ke kantor selalu ludes. Teman-teman bilang rasa kue bawangnya enak. Mereka ketagihan karena enggak bikin seret di tenggorokan, juga enggak bikin kantong bolong.

Kue bawang bisa dipesan nanti dikirim pakai Go-Send

Sejauh ini, pembeli dari camilan yang saya bandrol dari kisaran harga Rp15.000 (kantong kecil) sampai Rp30.000 (kantong besar) adalah teman-teman kantor dan teman-teman dekat.

Belum berani buka pre order, mengingat sepupu saya masih harus pulang pergi Jakarta-Medan untuk menyelesaikan satu urusan. Paling saya jual dengan cara mempromosikan kue bawang ini lewat fitur InstaStory.

Kalau untuk pemesan di luar kantor, biasanya akan saya antar sendiri atau paling sering sih menggunakan Go-Send. Biasa saya antar sendiri jika secara kebetulan searah dengan tempat yang akan saya tuju. Jika tidak, pesanan akan dikirim lewat salah satu layanan milik Gojek ini.

kue bawang dari medan

Begini Wujud Kue Bawang yang Saya Jual

Harus saya akui, biarpun layanan Go-Ride dari Gojek belakangan ini super bapuk, tapi layanan lain seperti Go-Send maupun Go-Food masih saya butuhkan. Belum ada layanan serupa di tempat lain yang sebaik kepunyaan Gojek ini.

Saya cukup sering menggunakan layanan Go-Send ini. Jauh sebelum kue bawang, saya pernah menjual lupis ke teman-teman di beda kantor. Abang si penerima barang membawa dagangan saya dengan baik, patuh sama arahan saya, sehingga lupis yang sudah tertata rapi tidak berantakan begitu dibuka oleh pembelinya.

Pun dengan kue bawang ini. Selalu saya tekankan ke abangnya bahwa dagangan saya jangan sampai remuk, karena akan merugikan pemesannya. Beruntung semua itu mereka kerjakan dengan benar.

Suatu hari si Kawan pernah ketinggalan dompet saat lagi makan siang dengan saya. Berhubung pada sore hari itu tidak memungkinkan untuk saya antarkan ke kantornya, saya tanya apakah aman jika barang tersebut saya antarkan pakai Go-Send.

Saya memang pernah mendengar cerita-cerita tidak mengenakkan tentang tindak penipuan yang dilakukan Gojek lewat salah satu layannya. Namun, saya selalu percaya bahwa hanya orang-orang yang tidak mampu bersyukur saja yang dengan tega melakukan hal tersebut.

kue bawang enak

Beberapa Teman yang Berbeda Kantor Biasanya Kue Bawang Pesanannya Saya Kirimkan Pakai Go-Send. Insha Allah, Sampai di Tangan Pemesan Dalam Keadaan Aman

Di satu sisi saya juga cukup sering mendengar sejumlah cerita dari netizen yang tidak merasa khawatir setiap kali mengirimkan barang-barang penting, kayak dompet. Maka itu, dompet si Kawan, tanpa harus saya bungkus-bungkus, saya kirimkan pakai Go-Send.

Hal itu yang membuat saya masih percaya sama Gojek untuk menyelamatkan hidup saya. Dalam hal ini usaha kecil-kecilan yang sedang saya rintis. Dari informasi yang saya dapat, Go-Send bakal mengkover hingga Rp10.000.000 kalau misalkan ada barang yang hilang maupun rusak.

Barangkali kamu berminat mencoba kue bawang usaha saya ini, manga hubungi saya agar segera saya kirimkan.