Jadi Banyak Tahu Soal Soto Selama di Festival Jajanan Bango 2018

Soto pakai sapi. Coto pakai capi. Dan sroto pakai srapi. Itulah yang membedakan antara soto, coto, dan sroto…

Festival Jajanan Bango 2018 pada Sabtu (14/4) dan Minggu (15/4) tidak hanya membahagiakan perut semata. Otak saya turut merasa bahagia karena dapat pengetahuan baru mengenai ragam soto di Indonesia.

Sebanyak 83 jenis makanan tersaji di perhelatan akbar yang merupakan wujud komitmen Kecap Bango untuk melestarikan warisan kuliner Indonesia. Mulai dari mi aceh, pempek Palembang, kerak telor Jakarta, pallu basa Makassar, dan masih banyak lagi. Sampai-sampai pengunjung bingung mau coba yang mana.

Untung saya lebih dulu mengecek daftar makanan di situs resmi Kecap Bango sebelum ke FJB 2018. Mata dan perut sepakat memilih lima jenis kuliner untuk disantap. Terdiri dari ayam penyet, jajanan ala-ala Pasar Baroe, dan tiga macam soto.

festival jajanan bango 2018 kaya soto

Di saat yang lain susah payah untuk melihat wujud makanan di FJB 2018, saya dengan mudahnya melihat dari atas. Ha ha ha (difoto Angga)

Alasan memilih tiga jenis soto  guna menyesuaikan konten yang saya punya yaitu beda tapi sama. Walaupun nama dan penyajian berbeda tapi sama-sama soto. Karena selama ini pengetahuan saya soal makanan berkuah kaya rempah ini sebatas soto ayam, soto Betawi, dan soto Padang. Namun, Festival Jajanan Bango 2018 menyadarkan saya bahwa soto tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan nama yang tidak sama.

Setidaknya ada 15 jenis soto hadir di Festival Jajanan Bango 2018. Jumlahnya lebih banyak dari jenis kuliner yang lain. Dan tentu saja ini bukan tanpa alasan.

ragam soto di FJB 2018

Daftar Menu Soto di Festival Jajanan Bango 2018 di Jakarta

Saya sempat mengobrol dengan mas Arie Parikesit. Saya kepo kenapa tahun ini soto yang paling banyak dijaja? Sampai-sampai ada ‘Kampung Soto’ di tengah kemeriahan FJB 2018.

Menurut pembawa acara Kelana Rasa Trans TV ini, Kampung Soto merupakan bentuk dukungan Bango terhadap salah satu program yang tengah dikembangkan Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Bekraf) yaitu ‘Kuliner Rasa Indonesia Mendunia’.

Bekraf memang lagi gencar mempromosikan soto nusantara. Soto diharapkan bisa setenar rendang maupun nasi goreng di kancah internasional. Sehingga masyarakat dunia tahu bahwa sudah lama Tom Yam khas Thailand punya pesaing kuat.

Namun, sebelum menyadarkan Barack Obama, Mark Zuckerberg, Zayn Malik, maupun Justin Bieber, masyarakat Indonesia harus lebih dulu disadarkan akan keberadaan soto ini.

Jumlah soto di Indonesia

Soto di nusantara ini berjumlah 74 macam… kata mas Arie.

Dari jumlah sebanyak itu orang hanya mengenal beberapa jenis saja. Termasuk juga saya yang mungkin tidak lebih dari 10 macam.

Bukti kecilnya ketika mas Arie mengadakan gim buat blogger dan vlogger yang hadir pada FJB 2018. Kebetulan yang maju adalah saya dan Gladis, istri Ariev Rahman. Beliau meminta kami menyebut 10 nama soto nusantara. Apa kami bisa langsung jawab? Tidak!

kenyang soto di festival jajanan bango 2018

Walaupun rada lama menjawab nama soto, tapi berhasil juga dapat voucher Rp100 ribu dari Mas Arie. Yeay! (Dok: @CeritaGiovanni)

Kami rada kelabakan menjawab pertanyaan semudah itu. Butuh lima menit sampai pada akhirnya saya dan Gladis berhasil membeberkan nama-nama soto, dengan sedikit mengintip ke area Kampung Soto di Festival Jajanan Bango 2018 tersebut.

Banyak hal soal soto yang saya tanyakan ke beliau. Dari sejarah penamaan sampai macam-macam soto yang mungkin kurang familiar di telinga kita.

Kata ‘soto’ berawal dari cauto yang artinya adalah jeroan yang dimasak rempah-rempah. Pada zaman itu, cauto kental akan nuansa Tiongkoknya. Seiring perkembangan zaman, cauto diadaptasi dan diolah sedemikian rupa, sehingga cauto yang sekarang berbeda sekali dengan penamaan jeroan masak rempah-rempah saat itu.

Kemudian, penamaan soto setiap daerah berbeda-beda. Ada soto, coto, sroto, dan ada tauto. Semua masih dalam genre soto.

Baik yang santan maupun bening, memiliki satu garis merah, banyaknya rempah-rempah yang dipakai, dan tambahan kecap..

Penggunaan dagingnya juga bermacam-macam. Tidak selalu ayam maupun daging sapi. Bahkan, ada yang memakai daging kerbau dan kuda.

Coto di Makassar jelas berbeda dengan sroto dari Banyumas. Isian pada semangkuk coto biasanya daging dan jeroan. Sementara sroto, bisa pakai ayam atau daging sapi, tapi yang membuat sajian ini kian nikmat karena ada tambahan sambal kacang.

Beda lagi kalau kita mampir di Pekalongan dan Tegal. Kata mas Arie, dua daerah itu memakai sambal dari tauco. Demi apa pun saya harus coba tauto dari Tegal. Iman saya lemah bila di hadapan saya tersaji makanan yang ada campuran tauconya.

“Dari Padang, Aceh, Palembang, seluruh Jawa bahkan sampai di Sasak pun ada soto…”

Empal Gentong Cirebon Masih Keluarga Soto

Mula-mula saya merasa aneh oleh keberadaan empal gentong di Kampung Soto. Mengapa makanan satu ini bisa nyangsang di area tersebut?

Sebatas yang tahu, empal gentong lebih mirip gulai biasa. Tidak tahunya warisan kuliner masyarakat Cirebon ini masuk genre soto.

Walaupun namanya empal gentong tapi berbeda sama empal yang sering makan. Yang daging goreng itu. Empal gentong khas Cirebon ini isinya daging dan jeroan disiram kuah santan…

Gila! gila! gila! Ilmu per-soto-an saya bertambah lagi. Memang tidak salah apabila Bekraf berkeinginan menduniakan soto nusantara. Dan saya mengapresiasi cara Bango mendukung program tersebut dengan membuat kampung khusus makanan berkuah yang paling enak disantap saat udara sejuk di Festival Jajanan Bango 2018.

Setelah dahaga akan per-soto-an nusantara terisi penuh, kedua kaki jadi lebih ringan untuk melangkah mencari soto incaran saya. Ada soto bangkong, pallu basa, dan soto pindang Iga dari Palembang.

Tidak jauh dari kantor saya ada Rumah Makan Soto Bangkong. Enggak makan siang maupun makan malam, selalu ramai pengunjung. Hal itu yang buat saya penasaran ingin mencobanya.

Bangkong itu nama daerah di Semarang. Itu soto khas Semarangan…

Kenapa harus menunggu di FJB 2018? Kenapa tidak langsung di rumah makan tersebut?

Rumah makan itu nyaris selalu ramai. Saya lewat di situ pun sekalian pulang ke rumah. Yang mana biasanya sudah dalam keadaan kenyang habis makan makanan dari katering kantor. Alasan paling utama sebenarnya takut harganya mahal. Secara yang makan di situ rata-rata bermobil.

Soto Bangkong dan Pallubasa

Saya membayar Rp35 ribu untuk seporsi soto bangkong. Isinya suiran daging ayam, tomat yang diiris kecil-kecil, bihun, dan tauge. Kuahnya bening agak kecokelatan. Rasanya gurih dan sedikit manis karena tambahan kecap di kuahnya.

soto bangkong hadir di festival jajanan bango 2018

AHA! Soto Bangkong In Da House Yo!!!

Saya sengaja tidak pakai nasi karena sudah ada bihun dan takut kenyang duluan. Masih banyak makanan mengantre untuk saya santap. Sehingga saya tidak boleh terlalu kenyang.

Yang menarik dari soto bangkong ini adalah keberadaan sate kerang. Sebenarnya ada pilihan lain seperti telur puyuh atau tahu dan tempe. Akan tetapi saya lebih memilih sate kerang. Kapan lagi makan soto ada sate kerang tapi lagi tidak di Medan?

Menurut saya, seporsi soto bangkong ini cocok di lidah saya. Walaupun rasanya masih terlalu manis untuk saya yang sangat menyukai pedas. Dan takaran bihun yang menurut saya kebanyakan, tidak sebanding dengan isian yang lain.

Makanan berikutnya yang saya jajal adalah pallubasa Makassar. Tidak ada yang spesial untuk yang satu ini karena pernah mencoba langsung di daerah asalnya, dan yang pesan kemarin tidak menggunakan buras maupun nasi putih melainkan ketupat yang menurut saya agak keras, karena mungkin terlalu padat.

Kuahnya enak. Bumbu-bumbunya terasa pas. Hanya saja yang kemarin itu sudah agak dingin, mungkin si penjual lupa untuk memanaskan kuahnya. Jadi terasa kurang segar saja.

Soto Pindang Iga dari Sumatera Selatan

Nah, yang terakhir ini adalah sang juara umum. Soto Pindang Iga layak diganjar sebuah gelar ‘Kuliner Indonesia Terbaik’ yang ada di Festival Jajanan Bango 2018 versi saya.

Soto pindang iga selayaknya perkawinan dua kultur yang rasa-rasanya tidak mungkin bisa disatukan. Akan tetapi ketika sudah diikat janji atas nama agama dan pemerintahan, justru menjadi keluarga yang amat harmonis.

Selama ini masakan pindang identik dengan ikan patin. Sementara iga yang familiar adalah iga bakar karebosi dari Makassar. Ketika disatukan jadilah sebuah kenikmatan yang rasanya sulit untuk ditolak keberadaannya.

soto pindang iga palembang

Mohon Maaf Pemirsa Kalau Penampakan Soto Pindang Iga dari Palembang Ini Rada Berantakan. Akan Tetapi Percayalah Kalau Ini Enak

Secara keseluruhan tidak ada yang berbeda dari pindang ikan patin. Kuahnya segar, gurih dan berminyak, pedas, cabai yang digunakan besar, dan meresap ke seluruh bagian iga.

Seporsi soto pindang iga dibandrol dengan harga Rp35 ribu. Di dalam mangkuk tersebut berisi tiga iga dengan ukuran berbeda-beda. Dari yang kecil, sedang, sampai yang besar banget. Pembeli dikasih dua pilihan, mau yang presto atau goreng. Saya pilih campur.

Walaupun saya sedih karena tidak menemukan potongan nanas yang segar, tapi termaafkan dengan keberadaan daun kemangi yang digoreng.

Festival Jajanan Bango 2018 di Makassar

Festival Jajanan Bango 2018 yang diadakan di Park and Ride Thamrin 10 Jakarta memang sudah usai. Namun, kebahagiaan ini masih berlanjut di Makassar pada Sabtu (5/5) dan Minggu (6/5).

Menu di Makassar banyak mengangkat kekayaan lokal dari Sulawesi Selatan dengan beberapa ‘bintang tamu’ dari luar Sulsel… — Mas Arie Parikesit

Masyarakat di sana bisa merasakan keseruan sebuah pameran kuliner tersebar untuk merayakan momen 90 tahun Bango melezatkan masakanan Indonesia.

festival jajanan bango 2018 jakarta

Fasilitas Festival Jajanan Bango 2018 di Jakarta Cukup Lengkap. Semoga di Makassar Jauh Lebih Lengkap Lagi

Kemungkinan besar FJB 2018 di Makassar sama persis dengan di Jakarta. Selain tenan-tenan makanan, pengunjung bisa singgah di Kampung Bango untuk melihat proses pembuatan kecap dalam bentuk galeri ‘Warisan Kuliner Nusantara’.

Tidak hanya pembuatan kecap, galeri Warisan Kuliner Nusantara ini dibuat bagi para pengunjung yang ingin tahu beragam kisah penjaja kuliner nusantara. Dengan begitu pengunjung bisa menghargai kuliner Indonesia. Siapa tahu di tahun-tahun mendatang makanan dari Indonesia mendapat pengakuan internasional sebagai makanan paling enak di dunia.

Siapa tahu teman-teman di Makassar seberuntung pengunjung Festival Jajanan Bango 2018 di Jakarta, yang bisa bertemu dengan malika. Itu lho si kedelai hitam yang dirawat dan dijaga sungguh-sungguh untuk menghasilkan kecap Bango berkualitas. Nanti kalian akan tahu proses lahirnya malika ini.

Galeri ini bisa ‘disulap’ menjadi sarana edukatif untuk buah hati tercinta. Biar anak memahami bahwa negerinya ini begitu kaya makanan-makanan enak.

Teman-teman di Makassar bisa mengintip daftar makanan di situs ini. Sejauh ini masih kosong. Maka itu sering-sering dibuka. Atau ikuti ikuti Instagram @WarisanKuliner dan Facebook Bango Warisan Kuliner.

festival jajanan bango 2018 di makassar

Teman-teman Makassar Jangan Sampai Ketinggalan Festival Jajanan Bango 2018

Di Balik Layar Festival Jajanan Bango 2018

Selain jajan soto, banyak jajanan lain yang saya beli. Habis enak-enak banget. Berikut foto-fotonya;

festival jajanan bango 2018 bacang

Jajan Bacang 3 in 1 di FJB 2018 Rekomendasi Mas Arie. Harganya Rp35 ribu tapi isinya lengkap dan porsinya besar. Isinya ada telur asin, ayam, dan daging

 

fjb 2018 ayam geprek dabu dabu lilang

Ayam Geprek Dau-Dabu Lilang. Enak sih Tapi Kurang Nendang Pedasnya. Kirain Kalau Dabu-Dabu Itu Bakal Segar dan Pedas, Kalau yang Ini Pedas Doang

 

banyak jajan di fjb 2018

Sisa voucher Rp100 ribu dari Mas Arie Aku Belikan Pempek Megaria, Bola-Bola Ubi, Seblak, Klapetart, Bacang. Semringah

 

 

7 thoughts on “Jadi Banyak Tahu Soal Soto Selama di Festival Jajanan Bango 2018

  1. Reh Atemalem April 21, 2018 at 12:58 pm Reply

    Aku jajan bacang, trus bahagia. 😍😍

    • Adiitoo April 22, 2018 at 10:42 pm Reply

      ENAK BANGET BACANGNYAAAA YA TUHAN

  2. Yuniari Nukti April 21, 2018 at 1:10 pm Reply

    Festival Jajanan Bango hadir lagi ya Mas, jadwal di Surabaya kapan, ya? Lama FJB gak mampir Surabaya lagi, kangen keseruan acaranya..

    • Adiitoo April 22, 2018 at 10:42 pm Reply

      Surabaya tahun ini belum rezeki, kak. Sehabis Jakarta, bakal diadakan di Makassar

  3. lindaleenk April 26, 2018 at 7:30 am Reply

    Bahagia ples kekenyangan banget kalau ada acara kayak gini :))

    • Adiitoo April 26, 2018 at 10:55 am Reply

      Banget. Kenyang bahagia….

  4. Ajeng Lembayung April 29, 2018 at 7:17 am Reply

    Kalo ada festival makanan kaya gini rasanya ingin dicobain semua, sayang kapasitas perut terbatas. Huuuuuu!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: