Gala premier film Ada Apa Dengan Cinta 2 sudah berlangsung di Yogyakarta pada 23 April 2016. Kemarin, giliran jurnalis Ibu Kota yang mendapat kesempatan menyaksikan film AADC 2 besutan Mira Lesmana dan Riri Riza di XXI Senayan City. Saya beruntung menjadi salah satu dari ratusan jurnalis yang memadati studio I dan III, menonton sebuah film yang konon dapat membangkitkan memori lama.
Tempat kerja saya kebetulan menjadi official media partner film AADC? 2 yang rencananya akan tayang serentak di bioskop-bioskop di Indonesia pada Kamis, 28 April 2016. Mira Lesmana mengunci rapat mulutnya setiap kali ditanya “Bagaimana ending dari film ini?” sekalipun off the record. Bahkan, ia enggan menjawab pertanyaan mengenai keberadaan sosok Alya yang diperankan Ladya Cheryl, apakah ikut main di film ini atau tidak? Lantas, kenapa sosok yang saya anggap koentji dari film Ada Apa Dengan Cinta? tidak disebut saat memperkenalkan para pemain enam atau tujuh bulan lalu?
Tidak banyak bocoran yang Mira berikan kepada calon penonton. Lihat saja trailer Ada Apa Dengan Cinta 2, terkesan “Ya, begini doang? Udah, gitu aja ceritanya?”. Yang berkesan dari trailer itu hanya omongan Cinta yang mengatakan Rangga jahat. Belum ada dua jam penayangan, meme bermunculan menggunakan quote itu.
Ada Apa Dengan Cinta 2 Dulu dan Sekarang
Mira Lesmana berkali-kali mengatakan, tontonlah film Ada Apa Dengan Cinta 2 tanpa berharap film yang dibintangi Dian Sastro sebagai Cinta dan Nicholas Saputra sebagai Rangga bakal lebih bagus dari yang pertama.
Jika menurut kita ending dari film yang pertama masih gantung, sebenarnya Cinta sama Rangga jadian nggak, sih? Justru bagi Mira, begitulah endingnya. Jadian atau tidak, kembali ke persepsi masing-masing penonton.
Saya setuju akan hal itu. Yang harus diingat, film Ada Apa Dengan Cinta? muncul di saat film Indonesia mati suri. Tahun 2002, tidak banyak film bagus bermunculan. Benar-benar tenggelam. Paling sebelum tahun itu, ada film Petualangan Sherina yang cukup membawa angin segar. Setidaknya untuk anak-anak angkatan saya. Kami punya film keren, woi. Baru setelah itu muncul AADC? yang digarap oleh Rudy Soedjarwo, Mira Lesmana, dan Riri Riza.
Yang saya ingat saat film itu muncul, saya tidak dapat menyaksikan film itu di bioskop lantaran masih tinggal di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Jangan bioskop, mal besar saja tidak ada di pulau itu. Saya pertama kali menonton Ada Apa Dengan Cinta? justru di bioskop yang ada di Kapal Motor Sinabung, saat sedang melakukan perjalanan dari Karimun mau ke Jakarta. Tapi saya malah tidur. Sesampai di Jakarta, barulah saya tonton film itu di bioskop Blok M Plaza. Tongkrongan paling hits pada zamannya.
Saya menilai film AADC? itu bagus banget. Saking bagusnya, bawaannya mau nonton lagi, lagi, dan lagi. Enam apa satu tahun kemudian saya minta dibelikan VCD original Ada Apa Dengan Cinta? sama tante. Tamat SMP film itu masih saja membekas. Masuk SMA, film itu lagi dan lagi dibahas. Ekskul mading (majalah dinding) menjadi populer di kalangan pelajar SMA antara tahun 2003 ke 2005. Saya yang dilibatkan menjadi salah satu pengurus ekskul mading setiap hari menerima puisi dari teman-teman untuk ditempelkan di mading sekolah. Padahal, puisi itu terjemahan dari lirik lagu bahasa Inggris. Lagu yang paling banyak diterjemahkan lalu dijadikan puisi adalah lagu-lagu milik Westlife, Backstreet Boys, dan M2M.
Film AADC? masih dibilang bagus saat ditonton zaman-zaman kuliah. Tapi, beda cerita ketika film itu diputar kembali tiga atau empat tahun belakangan ini. Saya malah membatin “Kok bisa film kayak begini dibilang bagus? Duh, norak banget sih pake puisi-puisi segala? Apa-apaan tuh, duduk di tengah lapangan basket pake kacamata renang warna biru. Stylistnya parah geila”. Hal serupa juga berlaku untuk film Eiffel I’m In Love, Dealova, dan Heart.
Saya pernah ngobrol sama Titi Kamal mengenai hal tersebut. Dia juga merasakan hal yang sama. “Ah, itu sih emang gila, boooo. Aib banget buat gw ya pas pake kacamata norak itu. Gw manut aja lagi dipakein begituan. Kalau sekarang disuruh dandan begituan, gw ogah, gila,” kata Titi Kamal menjawab pertanyaan saya tentang aib-aib di Ada Apa Dengan Cinta?, yang telah melambungkan namanya di jagat perfilman Indonesia.
Jatuh hati pada sosok Milly di Ada Apa dengan Cinta 2
Kalau nanti Ada Apa Dengan Cinta 2 masuk sebagai salah satu nominasi film terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2016, nama Sissy Prescillia harus masuk ke dalam daftar calon penerima piala untuk kategori Pemain Pendukung Terbaik.
Semua karakter di film ini masih sama. Tidak ada yang berubah. Hanya berubah lebih kekinian saja. Titi Kamal masih menjadi Maura yang super cantik, Adinia Wirasti si Carmen yang siap pasang badan untuk para sahabat dan bakal menghajar Rangga kalau berani macam-macam sama Cinta, dan Sissy Priscillia masih konsisten sebagai Milly si cewek lemot.
Saya nggak bisa membayangkan bagaimana film Ada Apa Dengan Cinta 2 tanpa sosok Milly. Di saat para sahabat bertikai, Milly hadir sebagai sosok yang dapat mencairkan suasana. Begitu juga di sekuel ini, Sissy memainkan peran Milly dengan sangat baik.
Semua kata yang terucap dari mulutnya, gestur tubuhnya, mimik wajahnya, terlihat alami tanpa dibuat-buat. Tidak terlihat kalau Sissy berusaha untuk melucu. Padahal, lepas dari Ada Apa Dengan Cinta?, Sissy sempat bermain di sejumlah judul film yang tidak mengharuskannya menjadi cewek oon. 14 tahun tentu bukan waktu yang sebentar baginya mengembalikan jiwa Milly yang sempat hilang.
“Arsip? Kalau dia arsip masih disimpan, dong” kata ini keluar dari mulut perempuan lemot di saat sahabat-sahabatnya sedang membahas masalah mantan.
Saya mendadak ngefans sama Milly
Ke Mana Alya di Ada Apa dengan Cinta 2?
Alya, bagi saya, adalah kunci dari film Ada Apa dengan Cinta?. Tanpa Alya, Cinta nggak bakal memproklamirkan janji yang telah mereka buat: Musuh satu di antara kita adalah musuk kita semua, berlanjut membaca puisi sambil main gitar, dan nge-dance di kamar Cinta diiringi lagu “Di Mana Malumu Setiap Kali Kuajak Berkencan Aku yang Bayar”
Begitu juga di iklan LINE, tanpa Alya, Cinta tidak mungkin merespons pesan dari Rangga dan menghampiri cowok puitis itu di bandara. Lantas, adakah Alya di film ini?
Jawabannya, ada. Tapi, kali ini kunci itu harus diberikan kepada Milly, karena Alya tak bisa berbuat banyak.
Bandara tak bisa dipisahkan dari Ada Apa Dengan Cinta 2
Masih pada ingat adegan di bandara, dong? Cinta diantar Mamet ke bandara, diizinkan masuk oleh Security berkat Alya, dan lari-lari membawa buku Aku sambil teriak nama Rangga. Sebelum berpisah, Rangga mencium Cinta.
Kali ini bandara pun masih dipakai sebagai lokasi. Lokasi untuk apa? Apakah kejadian serupa bakal terulang? Atau sebaliknya, Rangga yang mengejar Cinta ke bandara? Bagian ini paling bikin deg-degan, deh.
Bagaimana akhir cerita Cinta dan Rangga di Ada Apa Dengan Cinta 2
Muncul rasa senang bercampur bahagia begitu selesai menonton film Ada Apa Dengan Cinta 2. Film berdurasi dua jam lebih ini bikin penonton senyum-senyum nggak jelas, ketawa terbahak-bahak, terenyuh, teriak “Wooooo… Dasar cewek!”, gregetan, dan perasaan dikoyak-koyak. Senang melihat geng Cinta kumpul lagi. Wardrobe mereka lucu-lucu banget. Dan saya yakin, selesai film ini, beberapa tempat yang dijadikan lokasi syuting bakal ramai pengunjung. Saya berencana ke tempat-tempat yang ada di film Ada Apa dengan Cinta 2.
Apakah Cinta beneran jadian sama Rangga? Cinta menikah sama Rangga lalu punya anak? Atau justru Rangga yang mengejar Cinta di bandara. Atau Rangga yang tidak bisa mendapatkan Cinta memilih Maudy Ayunda sebagai pacar karena mirip sama belahan jiwanya? Atau kemungkinan yang terakhir, meski tidak jadi sama Cinta, Rangga rela menjadi pagar bagus di resepsi pernikahan Cinta bersama cowok yang dia pilih?
Tonton Ada Apa Dengan Cinta 2 di bioskop kesayangan kamu pada Kamis, 28 April 2016.