2 tahun ini, perayaan #17Agustus tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Yah, seperti yang kita ketahui bersama, bahwasanya sudah 2 tahun ini #17Agustus jatuh dibulan Ramadan. Apalagi untuk tahun 2012, #17Agustus jatuh di H-3 Idul Fitri. Saya sendiri rindu akan euphoria 17 an. Saya rindu akan lomba-lomba yang sering diadakan di hari kemerdekaan Republik Indonesia. Rindu akan lomba makan kerupuk, masukin paku ke dalam botol, tarik tambang, panjat pinang, dan acara-acara seru lainnya.
Beruntunglah saya, rasa rindu itu sedikit terobati. Walaupun untuk kali ini hanya 1 lomba yang diadakan 🙂
Beberapa hari yang lalu, H+5 lebaran, di kampung tempat saya tinggal diadakan lomba untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kali ini lombanya sangat sederhana, hanya lomba panjat pohon pisang.
Pajat pohon pisang, Dit? POHON PISANG?
Iye, pohon pisang ! Kenapa? Aneh, ye? Sellloooooo !
Kenapa pohon pisang yang dipilih? Kenapa bukan pohon pinang? Pasalnya, perlombaan kali ini dikhususkan untuk mereka yang masih anak-anak. Sebenarnya, lomba ini diperuntukkan untuk anak-anak sebagai hadiah karena selama bulan ramadan, mesjid penuh sama mereka. Dan, selama sholat di mesjid mereka tertib dan ngga ribut.
Makanya itu, kenapa pilihan yang jatuh justru pohon pisang, karena yang main anak-anak. Kasihan kalau mereka harus manjat pohon pinang. Berhasil di pohon pisang aja sudah syukur alhamdulillah 😆
Untuk hadiahnya sendiri, lumayanlah. Buktinya mereka excited untuk bisa sampai di atas. Adapun hadiahnya sebagai berikut : beberapa lembar uang 2rb, 5rb, 10rb, sampai 50rb. Lalu, ada kaos pemain sepakbola superduper KW, bola, bandana (agak random memang, kenapa ada bandana, ya?), raket badminton, buku tulis, dan lain-lain.
Acaranya sendiri seru. Melihat anak-anak ini berusaha sekuat tenaga untuk bisa sampai ke puncak, bikin gregetan sendiri. Dilomba ini mereka dilatih untuk bekerja sama. Ga boleh egois. Harus pintar-pintar atur strategi.
Dimenit-menit awal kekompakan mereka belum berasa sama sekali. Yah, namanya juga anak-anak. Mereka malah mainan lumpur dan air. Malah dorong-dorongan sampai jatuh ke lumpur. Hahaha 😆
Tapi, itu semua tak berlangsung lama. Setelah panitianya berkata “ayo yang benar lombanya. kalau untuk main-main, bapak-bapak hentikan dan akan dicabut pohonnya. Hadiahnya ga akan dibagi”, baru deh mereka serius.
Sampai menit ke-40, belum ada yang berhasil naik ke puncak. Penontonnya sendiri sudah kecapean duluan melihat mereka yang berusaha keras memenangkan lomba itu. Mereka sendiri ketika ditanya capek atau enggak, serentak jawab ENGGAAAKKKKKK. Yowes, pertandingan pun dilanjutin.
Naik … Merosot lagi … Naik … Merosot lagi ..
Itulah yang terjadi pada mereka. Bertukar posisi sering mereka lakukan, tapi, tak berhasil juga. Atur rencana sana-sini, tetap saja, tak berhasil. Segala bantuan sengaja diturunkan untuk mereka. Bantuannya bukan tangga, lho. Berupa tenaga tambahan dari orang dewasa. Tapi, strategi tetap mereka sendiri yang mengatur.
Barulah setelah bantuan diturunkan, perlahan-lahan dan pasti, satu diantara mereka yang dipercayai untuk ke puncak, berhasil sampai ke puncak dan mengambil semua hadiah yang telah disediakan.
Sekali lagi, namanya juga anak-anak. Mereka masih belum pahan kalau hadiah paling besar diberikan untuk mereka yang berjasa sampai ke puncak. Semuanya berebut ingin hadiah kaos pemain bola dan bola itu sendiri.
Jadi, daripada mereka ribut, mending hadiahnya ditentuin oleh panitia dan panitia yang membagikannya ke mereka.
Tapi, tetap saja lho, ada diantara mereka yang kekeuh mau hadiah utama. Dan menolak gitu hadiah yang dibagikan semacam buku tulis, mie instan, minuman, dan uang 2rb serta 5rban. Haha *toyor bocah tengil*
Pada akhirnya, mereka mau juga menerima hadiah itu setelah dijelaskan panjang lebar oleh panitia dan orang tua masing-masing.
Yah, intinya acaranya seru. Lomba semacam ini bisa jadi pembelajaran untuk mereka supaya mereka tidak egois, mau berusaha, kerja ekstra, dan saling membantu untuk mencapai suatu kesuksesan.
Kalau dari pohon pisang saja mereka sudah berhasil, di pohon pinang pasti mereka tak kaget lagi.
Selamat ya, adik-adik tengi.
Selamat ulang tahun bangsaku !