Monthly Archives: August 2012

Tak Ada Pohon Pinang , Pohon Pisang Pun Jadi !

2 tahun ini, perayaan #17Agustus tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Yah, seperti yang kita ketahui bersama, bahwasanya sudah 2 tahun ini #17Agustus jatuh dibulan Ramadan. Apalagi untuk tahun 2012, #17Agustus jatuh di H-3 Idul Fitri. Saya sendiri rindu akan euphoria 17 an. Saya rindu akan lomba-lomba yang sering diadakan di hari kemerdekaan Republik Indonesia. Rindu akan lomba makan kerupuk, masukin paku ke dalam botol, tarik tambang, panjat pinang, dan acara-acara seru lainnya.

Beruntunglah saya, rasa rindu itu sedikit terobati. Walaupun untuk kali ini hanya 1 lomba yang diadakan 🙂

Beberapa hari yang lalu, H+5 lebaran, di kampung tempat saya tinggal diadakan lomba untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kali ini lombanya sangat sederhana, hanya lomba panjat pohon pisang.

Peserta Lomba

Pajat pohon pisang, Dit? POHON PISANG?

Iye, pohon pisang ! Kenapa? Aneh, ye? Sellloooooo !

Kenapa pohon pisang yang dipilih? Kenapa bukan pohon pinang? Pasalnya, perlombaan kali ini dikhususkan untuk mereka yang masih anak-anak. Sebenarnya, lomba ini diperuntukkan untuk anak-anak sebagai hadiah karena selama bulan ramadan, mesjid penuh sama mereka. Dan, selama sholat di mesjid mereka tertib dan ngga ribut.

Makanya itu, kenapa pilihan yang jatuh justru pohon pisang, karena yang main anak-anak. Kasihan kalau mereka harus manjat pohon pinang. Berhasil di pohon pisang aja sudah syukur alhamdulillah 😆

 

Hadiahnya

Untuk hadiahnya sendiri, lumayanlah. Buktinya mereka excited untuk bisa sampai di atas. Adapun hadiahnya sebagai berikut : beberapa lembar uang 2rb, 5rb, 10rb, sampai 50rb. Lalu, ada kaos pemain sepakbola superduper KW, bola, bandana (agak random memang, kenapa ada bandana, ya?), raket badminton, buku tulis, dan lain-lain.

Acaranya sendiri seru. Melihat anak-anak ini berusaha sekuat tenaga untuk bisa sampai ke puncak, bikin gregetan sendiri. Dilomba ini mereka dilatih untuk bekerja sama. Ga boleh egois. Harus pintar-pintar atur strategi.

Sesaat Sebelum Pertandingan Dimulai

Perlombaan Dimulai

Dimenit-menit awal kekompakan mereka belum berasa sama sekali. Yah, namanya juga anak-anak. Mereka malah mainan lumpur dan air. Malah dorong-dorongan sampai jatuh ke lumpur. Hahaha 😆

Tapi, itu semua tak berlangsung lama. Setelah panitianya berkata “ayo yang benar lombanya. kalau untuk main-main, bapak-bapak hentikan dan akan dicabut pohonnya. Hadiahnya ga akan dibagi”, baru deh mereka serius.

Sampai menit ke-40, belum ada yang berhasil naik ke puncak. Penontonnya sendiri sudah kecapean duluan melihat mereka yang berusaha keras memenangkan lomba itu. Mereka sendiri ketika ditanya capek atau enggak, serentak jawab ENGGAAAKKKKKK. Yowes, pertandingan  pun dilanjutin.

Naik … Merosot lagi … Naik … Merosot lagi ..

Atur Strategi

Itulah yang terjadi pada mereka. Bertukar posisi sering mereka lakukan, tapi, tak berhasil juga. Atur rencana sana-sini, tetap saja, tak berhasil. Segala bantuan sengaja diturunkan untuk mereka. Bantuannya bukan tangga, lho. Berupa tenaga tambahan dari orang dewasa. Tapi, strategi tetap mereka sendiri yang mengatur.

Barulah setelah bantuan diturunkan, perlahan-lahan dan pasti, satu diantara mereka yang dipercayai untuk ke puncak, berhasil sampai ke puncak dan mengambil semua hadiah yang telah disediakan.

Horeeeee !

Dan, inilah “pahlawan” nya !

Sekali lagi, namanya juga anak-anak. Mereka masih belum pahan kalau hadiah paling besar diberikan untuk mereka yang berjasa sampai ke puncak. Semuanya berebut ingin hadiah kaos pemain bola dan bola itu sendiri.

Jadi, daripada mereka ribut, mending hadiahnya ditentuin oleh panitia dan panitia yang membagikannya ke mereka.

Bagi-bagi hadiah

Tapi, tetap saja lho, ada diantara mereka yang kekeuh mau hadiah utama. Dan menolak gitu hadiah yang dibagikan semacam buku tulis, mie instan, minuman, dan uang 2rb serta 5rban. Haha *toyor bocah tengil*

Pada akhirnya, mereka mau juga menerima hadiah itu setelah dijelaskan panjang lebar oleh panitia dan orang tua masing-masing.

Yah, intinya acaranya seru. Lomba semacam ini bisa jadi pembelajaran untuk mereka supaya mereka tidak egois, mau berusaha, kerja ekstra, dan saling membantu untuk mencapai suatu kesuksesan.

Kalau dari pohon pisang saja mereka sudah berhasil, di pohon pinang pasti mereka tak kaget lagi.

Selamat ya, adik-adik tengi.

Selamat ulang tahun bangsaku !

Perahu Kertas : Film Romansa Kelas Atas

Lebaran hari ketiga, disaat yang lain masih menyibukkan diri bersilaturahmi ke rumah sanak saudara, saya, adik, beserta sepupu malah melipir ke salah satu bioskop yang ada di kawasan Pondok Indah.

Film yang ingin kami tonton adalah sebuah film yang diangkat –bukan diadaptasi– dari novel best seller karya Dewi Lestari, Perahu Kertas. Ooopppssss … Maksud saya adalah Dee Lestari. Kurang familiar ya, dengan nama Dewi Lestari? Yah, maaf. Saya sudah familiar dengan nama Dewi Lestari ketimbang Dee.

Walaupun saya belum pernah membaca bukunya, saya cukup mempunyai ekspetasi tinggi terhadap film satu ini. Pasalnya, Perahu Kertas adalah film kolaborasi antara Hanung Bramantyo selaku sutradara, dan Dee -nya sendiri yang merangkap sebagai penulis skenario. Ditambah lagi, sosok Zaskia Adya Mecca, yang merupakan istri dari sang sutrada, ikut andil dalam film ini dan bertindak sebagai cast director.

Wajar kan, kalau saya berharap lebih dari film (yang sebenarnya) berdurasi 4 jam yang dipotong menjadi 2 bagian ini?

sumber : finroll.com

Keindahan alam bawah laut serta desiran ombak menjadi pembuka yang ciamik dari film ini. Ditambah pula, kemunculan sosok Kugy (Maudy Ayunda) yang bertindak sebagai narator film duduk manis di atas perahu yang sedang berlayar di tengah laut. Yah, pembukaan cukup membuat mata ini segar. 😀

Dari segi cerita, Perahu Kertas sama seperti film kebanyakan. Yang dibahas adalah urusan hati, kata hati, keluarga, dan sahabat. Hati antara Kugy (Maudy Ayunda), cewek yang bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng dan mengambil kuliah di jurusan sastra, dengan sosok Keenan (Adipati Dolken), mahasiswa jurusan Ekonomi –yang sebenarnya kalau mengikuti kata hati– ingin menjadi seorang pelukis. Tapi, apa daya, restu orang tua tak didapat.

sumber: tabloidbintang.com

Ditambah pula sosok Remi (Reza Rahardian), boss advertising yang akhirnya menaruh hati kepada Kugy, yang diujung cerita menjadi anak magang yang kemudian dalam tiga hari diangkat menjadi karyawan tetap karena ide “aneh serta gilanya” di perusahaan yang Remi pimpin.

Tak hanya itu. Jauh sebelum semua itu terjadi, ada sosok Wanda (Kimberly Rider), sepupu dari Noni (Sylvia Fully) yang merupakan sahabat dari Kugy, yang diam-diam mengharapkan cinta dari Sosok Keenan. Wanda berfikir, kalau Keenan merupakan sosok yang ia cari, karena mempunyai hobi yang sama dengan dirinya.

Demi mendapatkan Keenan, segala cara dilakukan Wanda sampai-sampai membuat Keenan (ke)PD(an) akan kata hatinya menjadi seorang pelukis.

Urusan hati tak berhenti sampai pada akhirnya Keenan kabur ke Bali dan bertemu dengan sosok Luhde (Elyzia Mulachela).

Kerja keras seorang Zaskia sebagai cast director bolehlah diacungi jempol. 80% berhasil memililih pemain untuk memainkan setiap tokoh yang ada di film ini.

Maudy Ayunda. Cewek manis jebolan gadis sampul ini berhasil memerankan sosok Kugy yang aneh. Melihat Maudy, saya seperti melihat sosok Dian Sastro kala ia memerankan sosok cinta di AADC. Menggemaskan.

Adipati Dolken berperan sebagai Keenan cukup berhasil menyatukan chemistry dengan Maudy Ayunda. Yah, mungkin karena sebelumnya mereka juga pernah dipasangkan di sebuah film kali, ya. Tapi, saya lupa filmnya apa. Ingat sosok Rangga yang dingin dan sok di film AADC? Nah, di film ini sosok Keenan mempunyai sifat 11-12 lah dengan Rangga. Hanya saja, “cool” nya Keenan tidak se cool Rangga yang gimana gitu.

sumber: harianterbit.com

Kalau kata sepupu saya, yang cocok memerankan sosok Keenan adalah Bucek Depp. Idih. Ketauan banget beda angkatannya !

Lalu, ada sosok Reza Rahardian yang berperan sebagai Remi. Ya .. ya .. ya .. sepertinya tahun 2012 adalah tahunnya Reza Rahardian. Gimana enggak, di tahun ini ada beberapa judul film yang memakai Reza Rahardian sebagai pemainnya. Dan sejauh ini sih, berhasil. Tidak mengecewakan. Yang perlu dicatat. Walaupun di bagian pertama ini Reza mendapat porsi tidak banyak, tapi ia mampu memberi kesan lebih.

sumber: finroll.com

Apa semua pemain mulus memainkan karakternya? Tidak! Saya cukup kecewa ketika melihat akting dari Wanda yang diperankan oleh Kimberly Raider dan Luhde yang diperankan oleh Elyzia Mulachela. Enggak tahu kenapa, menurut saya, gerak tubuh mereka masih terasa kaku dan tidak luwes. Kurang greget. Seperti anak baru. Padahal, mereka bukan anak baru di dunia akting.

Tapi, yang patutu disyukuri, di film ini ada sosok Eko yang diperankan oleh Fauzan Smith dan sosok sahabat Kugy, Noni yang diperankan oleh Sylvia Fully yang berperan sebagai sepasang kekasih yang super bocor. Saya fikir, mereka mampu memberi warna tersendiri. Saya tidak tahu, apa jadinya film ini kalu tidak ada sosok mereka berdua ini?

HANUNG BRAMANTYO BANGET !

Kenapa saya bilang Hanung banget. Kalau dilihat-lihat, Hanung ini narsis juga. Sepertinya ia bosan kalau harus berada dibelakang kamera. Disetiap film yang ia buat, walaupun ngga semua, selalu ada sosok Hanung sebagai cameo di dalamnya. Sebut saja beberapa film karyanya yang pernah saya tonton. Jomblo, Get Merried 2, dan Get Merried 3. Karakternya pun berbeda-beda. Tapi, untuk di perahu kertas ini, Hanung perannya sebagai wadam terasa nanggung.

Soundtrack untuk film ini sendiri cukup pas disetiap adegannya. Deretan penyanyi terkenal pun mengisi lagu untuk film ini. 2 pemainnya, Maudy Ayunda dan Elyzia Mulachela, juga memberikan warna tersendiri. Yang pasti, selamat datang kembali untuk trio RSD, Rida Sita Dewi. 1 lagu berjudul Langit Amat Indah cukup mengobati kerinduan para penggemar mereka dulu.

Yah, untuk film bergenre romansa kelas menengah atas bagian pertama ini, saya memberikan poin 80 dari 100 . Maksudnya kelas atas adalah film perahu kertas ini tidak seperti film-film bergenre sama kebanyakan yang ada di industri perfilman Indonesia terhitung beberapa tahun belakangan ini.

Kegagalan kita untuk memaafkan, kesediaan kita untuk mengakui dendam, adalah penerimaan tentang batas. Setelah itu adalah doa. Pada akhirnya kita akan tahu bahwa kita bukan hakim yang terakhir. … Di ujung sana, Tuhan lebih tahu.

– Goenawan Mohamad –

Dengan ini, saya beserta para crew dan admin http://adiitoo.tumblr.com mengucapkan “Minal Aidin Walfaidzin Mohon Maaf Lahir serta Bathin..”

Jadi, kapan kita halal bihalal ?

Aidil Fitri

“Kegagalan kita untuk memaafkan, kesediaan kita untuk mengakui dendam, adalah penerimaan tentang batas. Setelah itu adalah doa. Pada akhirnya kita akan tahu bahwa kita bukan hakim yang terakhir. … Di ujung sana, Tuhan lebih tahu.”

Goenawan Mohamad –

“Alhamdulillah ya Allah, engkau masih mempertemukan hamba dengan Aidil Fitri tahun ini”. ucap saya dalam hati ketika hendak melangkahkan kaki ke tanah lapang untuk melaksanakan sholat Ied berjamaah.

Buat saya pribadi, ramadan kali ini benar-benar tidak berasa sama sekali. Waktu yang berputar seakan terasa sangat cepat. Dan saya benar-benar merasakan perputaran yang sangat cepat itu. Alhamdulillahnya lagi, puasa kali berjalan mulus tanpa meninggalkan “hutang” satu pun. Ibadah? Saya merasakan jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Yah, walaupun tidak 100%.

Tahun ini sendiri, Aidil Fitrinya tak ada yang berbeda. Masih sama. Masih ada lontong Medan buatan Ibu yang senantiasa kami santap kerap kali lebaran datang. Tahun ini pun, tanpa disangka-sangka saya masih mendapatkan THR. Hahaha 😆 . Yah, walaupun nominal yang didapat berkurang jauh. Yang penting sih masih dapat, berapa pun nominalnya saya terima 😀

Bedanya, tahun ini ukuran baju-baju saya banyak yang berubah seiring menyusutnya berat badan saya. Kalau tahun lalu ukuran XL mungkin masih belum bisa. Tahun ini, jangankan ukuran XL, ukuran L pun sudah muat di badan saya. Horeeeee ! Dan, saya baru menyadari kalau ternyata saya tinggi banget. Doh.

Lebaran 2011

Lebaran 2012

Yang spesialnya lagi, lebaran ini dimanfaatkan untuk bertemu dengan uyut dari Ibu yang usianya kira-kira kisaran 97 tahunan. Tapi, walaupun umurnya sudah setua itu, hobinya memakan durian tak pernah hilang. Beliau memang pikun, tapi kalau kita menyebutkan nama kita, dia masih ingat cerita masa lalu kita. Hahaha 😆

Uyut dan Cicit

Oia, siapa diantara narablog yang dapat serangan “kapan?” ketika bertamu ke rumah sanak saudara? Ayo, ngacung !

Saya sih, enggak. Serangan yang datang ke saya malah “kok bisa singset?” “olahraga apa Dit, kok bisa langsing?”. Yah, mau engga mau saya pun berbagi sedikit tips bagaimana caranya menurunkan berat badan. Hahaha … Aman ! 😆

Saya dan Sepupu

Oia, walaupun telat, saya akan tetap mengucapkan “Selamat Hari Raya Aidil Fitri 1433H ya, narablog. Maafkan apabila ada kicauan dan tulisan saya yang tidak mengenakkan dan menyakiti hati pembaca”.

Sejatinya, orang yang memaafkan orang lain dimaafkan Tuhan, begitulah kata peribahasa Arab.

Serunya Kopdar Malam Itu

Beberapa hari yang lalu, Ivan Prakasa, blogger asal Indonesia yang kini sedang merampungkan pendidikan S2 nya di Jepang, sedang menghabiskan masa liburannya di Jakarta. Karena jauh-jauh hari saya sudah mengetahui kalau Ivan bakal ke Jakarta, sebuah janji pun dibuat untuk bertemu secara langsung. Pasalnya, selama ini kami hanya berinteraksi melalui jejaring sosial, dan whatsapp.

Janji itu pun dibuat dalam rangka ingin merealisasikan apa yang pernah kami omongin di whatsapp. Yaitu, bergabung di Kopdar Jakarta !

Syarat untuk bergabung menjadi penghuni Kopdar Jakarta, adalah bertemu/kopdar bersama para “juru kunci” kojak itu sendiri. Yah, minimal 3 orang lah. Berhubung kala itu saya tak ada nyali untuk bertemu mereka-mereka itu, saya pun mengutarakan kepada Ivan akan bertemu mimid momodnya berbarengan sama Ivan saja. Ivan pun mengiyakan. Makanya itu, bertemu mereka itu berbarengan dengan kopdar bersama Ivan.

Singkat cerita …

Hari Senin, 6 Agustus 2012, Ivan menghubungi saya via whatsapp kalau iya akan bertemu sekaligus kopdar bersama mimid momodnya kojak esok harinya di salah satu mall di kawasan Jakarta Selatan. Karena kala itu jadwal saya kosong, ajakan Ivan pun saya iyakan.

Selasa, 07 Agustus 2012 .

Pagi harinya Ivan memberitahukan kepada saya kalau iya akan ke mall itu dari jam 11 siang. Saya tidak tahu apa yang Ivan lakukan dijam segitu di dalam mall itu. Saya rasa mengakrabkan diri kali, ya. Tapi, entahlah. Saya janji ke Ivan akan sampai ke mall itu sekitar pukul setengah 5 sore.

Pukul 15:00 WIB saya keluar dari rumah untuk mengejar commuterline pukul 15:30 WIB. Tapi, kenyataannya berkata lain. Commuterline yang saya tumpangi mengalami gangguan. 15 menit kemudian commuterline kembali berfungi. Pejalanan pun dilanjutkan.

30 menit kemudian saya sampai di stasiun Palmerah. Ternyata disitu sudah padat akan kendaraan. Ojek saya sampai bingung mau menembus jalan yang mana sangking rapatnya.

Yah, sekitar pukul 17.00 WIB saya pun sampai di depan mall tersebut, dan tidak langsung menghampiri Ivan yang sudah lama menunggu. Melainkan saya melipir ke mesjid untuk melaksanakan sholat ashar.

Selesai sholat, baru deh saya menghampiri Ivan di sebuah cafe yang sepi pengunjungnya. Ivan duduk dipojokan sambil sibuk membereskan pesenan orang-orang yang menitip sesuatu ke dia.

Sembari menunggu yang lain dan menunggu waktu berbuka, yang kami lakukan adalah ngobrol ngalur ngidul. Mana si Ivan sempat-sempatnya mengukur tinggi saya lagi. sigh. Ivan pun menceritakan kehidupannya selama di Jepang.

Ngobrol-ngobrol, eh, waktu berbuka pun tiba. Saya minum sebotol air mineral, lalu bergegas meninggalkan Ivan untuk melaksanakan sholat maghrib. Balik lagi ke cafe itu setelah melaksanakan sholat maghrib, ngga tahunya 1 juru kunci kopdar Jakarta sudah hadir dan berbincang-bincang dengan Ivan. Juru kunci (momod) itu adalah Kak Dimas Novriandi.

Hooreeeee.. Saya ketemu orang terkenal. Horeeee… Ah, yang ga kenal sama Kak Dimas, pasti jarang nonton TV, deh. Hihihi *digeplak Kak Dimas*

Kak Dimas ini orangnya baik. Baik karena mau berbagi cerita. Ga sombong gitu. Kadang kan ada orang yang udah terkenal, kalau ketemu orang baru, pasti sok. Nah, Kak Dimas itu jauh deh dari sifat seperti itu.

Tak lama kemudian, muncul sosok blogger yang tulisan-tulisannya sangat saya kagumi. Dan, dia adalah Mas Applaus Romanus. Mas Applaus ini orangnya juga baik. Dan, beliau mau berbagi soal kehidupannya dia ketika sekolah dulu. Mendengar ceritanya seru dan bikin gregetan. Ada gitu orang yang tamat SMA langsung kabur ke Australia, padahal beberapa hari lagi akan melaksanakan semacam SPMB. Gila, kan? Nah, itu tuh Mas Applaus. Ternyata, eh, ternyata, Mas Applaus ini adalah senior dari Mas Donny Verdiant. Pantes.

Sembari ngobrol sama Kak Dimas dan Mas Applaus, kami pun mencicipi coklat yang dibawa Ivan dari Jepang. Lumayanlah, ada cemilan gratis. Secara, mau mesen cemilan di cafe itu harganya ngga saya banget. Hahaha 😆 . Sebelum ngemil, saya isi perut dulu dengan seporsi nasi goreng yang lumayan enak.

Porsinya Passss!

Kit Kat Green Tea Dari Ivan. Horay !

Cemilan Lain Dari Ivan. Thank you, Van

 

Semakin malam, satu persatu juri kunci yang cantik-cantik pun hadir. Dimulai dari Kak Dita Firdiana, blogger yang juga dokter gigi, yang  malam itu datang bersama pasangannya. Gila ya, hidung pacaranya Kak Dita mancungnya ga nyantai. Sebagai pemilik hidup pesek, saya pun jadinya minder. Allah. *sungkem Kak Dita*

Tak lama setelah Kak Dita dan pacarnya hadir, datanglah sosok wanita (yang terlihat masih) muda, ChicMe atau Kak Cici atau Makcik. Narablog tahu personel SNSD yang bernama Yuri? Nah, Makcik ini (cukup) mirip sama Yuri itu. Serius. *berharap dibawain pempek dari Palembang sama Makcik*

Kalau dihitung-hitung, mimid/momod yang hadir sudah 3 orang. Bisa dikatakan cukup. Tapi, masih ada yang kurang. “bintang” dari momod/mimid ini belum menampakkan batang hidungnya. Siapa lagi bukan Chikastuff (Chika Nadia). Kurang lengkap rasanya kalau tak bertemu langsung dengan dengan Kak Chika. Berasa ada yang kurang. Kurang gigitlah.

Bidadari Kopdar Jakarta : Kak Dita, Kak Chika, Makcik

Tak lama kemudian, sosok yang ditunggu hadir juga. Dengan menggenggam obat maag , Kak Chika pun menghampiri kami.

Ternyata, yang ada di foto sama aslinya ga ada bedanya. Sama-sama chubby, dan menggemaskan. Kalau Kak Chika bayi, pasti habis pipinya ku cubitin. Hehehe. Bercanda. *salim*

Sebenarnya personel mimid/momodnya Kopdar Jakarta masih kurang 1. Yaitu Kak Imam.

Sembari menunggu Kak Imam, kami semua pun mengobrol bersama. 1 yang pasti. Kak Chika ini orangnya rame. Seru. Dari 4 mimid/momod yang sudah hadir, Kak Chika lah yang paling rame. Tapi, seru.

Fans berat SuJu ini tak habis-habisnya membuat kami tertawa terpingkal-pingkal ketika mendengar ceritanya. Yah, ceritanya tak lain tak bukan berkisar soal SUJU. Tapi, ya.. Karena Kak Chika sering ngomongin SUJU di linimasa, saya pun jadi penasaran sama lagu-lagunya SUJU. Akhirnya, saya pun meminta beberapa lagu SUJU ke teman-teman saya yang memang memiliki hobi yang sama seperti Kak Chika.

Eits, bukan berarti yang lain ga seru lho, kaka-kaka. Sumpah, semuanya seru-seru, kok *kedipin mata*

Setelah cukup lama mengobrol, dan ketawa-ketiwi bersama, barulah muncul sosok mimid/momod yang dari tadi ditunggu-tunggu juga. Yaitu, Kak Imam.

Hmmmm.. Kak Imam itu orangnyaaaaaaaaaa… Hmmmmm… Gimana, ya. Hmmmm… Gitu deh, pokoknya. Ga terlalu banyak “buka suara”, soalnya baru bergabung. Bergabungnya pun di menit-menit terakhir. Kalau di linimasa sih, Kak Imam orangnya seru.

Overall, acara malam itu seru banget banget nget nget. Kaka-kaka dari Kopdar Jakarta baik-baik. Tidak sombong. Dan, yang pasti lucu-lucu.

Saya pribadi beruntunglah bisa mengenal orang beken seperti mereka-mereka ini secara langsung.

Terima kasih untuk malam itu.

Yang Hadir Kopdar (jepretan : Kak @Aralle)

“We are what we think. With our thoughts we make our world.” By: Aussie Andry

“We are what we think. With our thoughts we make our world.” By: Aussie Andry

[Coretan Kawan] Kalau Kata Nidji …

Singkat cerita, saya adalah penerima beasiswa Erasmus Mundus Undergraduate program di Sciances Po Paris tahun 2011 kemarin selama satu semester. Pada awal mulanya, saya bener-bener gak kebayang bisa berada di negeri yang terkenal dengan menara Eiffel-nya itu. Gak pernah terlintas juga sebelumnya kalo saya bisa menginjakkan kaki di benua Eropa itu. Bahkan, percaya gak percaya, satu minggu pertama di Paris, saya merasa kalo itu semua masih mimpi loh. Hehehe.. Tapi yang jelas, saya yakin kalo semua itu terjadi bukan berasal dari sebuah kerandoman, melainkan dari sebuah mimpi.

gambar : dokumentasi pribadi

”Pokoknya saya harus bisa dapetin scholarship to study abroad sebelum lulus. Pasti BISA !”

Yap, dari sebuah mimpi sederhana pada pertengahan tahun 2009 tersebutlah semua itu berawal dan saya pun langsung menuliskan target tersebut di kertas A4 yang saya tempel di pintu lemari kosan saya. Sehingga yang pertama kali saya liat ketika bangun adalah tulisan: “GET THE SCHOLARSHIP TO STUDY ABROAD!”  yang seakan selalu bisa ‘menggerakkan’ saya untuk tidak berdiam diri.

Perjuangan pun dimulai !

Semenjak hari itu saya selalu mencari segala informasi mengenai scholarship. Saya sampe beli buku-buku yang berkaitan dengan scholarship di Gramedia dan selalu berusaha untuk mengikutinya kesempatan scholarship tanpa terkecuali. Yang ada dipikiran saya pada saat itu adalah:

Kesempatan belum tentu bisa datang dua kali. Gak ada salahnya untuk dicoba juga, kan ? There’s no harming to do.”

Kesempatan dapetin beasiswa dari AMINEF, AIESEC, ISFIT, IELSP, ERASMUS, Total Summer School, Tohouku University, STEPs  dan lain-lain saya coba semua di tahun 2010. Hingga tahun 2010 bisa saya namakan sebagai Tahun “Applying for Scholarships”. Tapi, hasilnya ?

Alhamdulillah, kebanyakan ditolaknya euy..

Loh, kok malah ‘Alhamdulillah’, Sie ?  Iya, karena menurut saya mendapatkan kegagalan adalah sesuatu yang harus disyukuri. Kegagalan itu bisa memberikan banyak pelajaran. Kegagalan juga adalah bukan akhir dari perjuangan. Tetapi, kegagalan itu adalah proses menuju kepada keberhasilan. Jadi, kalo pada saat itu masih gagal, berarti itu masih dalam proses menuju keberhasilan. Keep being persistent !

Mental juga sangat diuji di sini yakni di saat saya ditolak untuk pertama kalinya, kedua kalinya, ketiga kalinya sampe akhirnya saya menjadi bersahabat dengan yang namanaya ‘ditolak’. Itu bener-bener ujian bagi saya untuk tidak menyerah dan menghiraukan perkataan-perkataan pesimis dan negative dari luar. Klimaksnya adalah ketika saya sedang berada di titik jenuh dimana saya udah mulai merasa kalo ini gak akan berhasil dan mempunyai niat untuk menyerah.

Hingga pada saatnya datang..

Ketika pada tahun ketiga (yang udah hampir memasuki akhir semester), beasiswa dari Uni Eropa, Erasmus Mundus Lotus Project, kembali dibuka ! Ada konflik batin yang terjadi dalam diri saya. Ikut ? Enggak ? Ikut ? Enggak ? Bimbang dibuatnya. Ada perasaan untuk tidak daftar lagi mengingat sudah tahun ke tiga dimana perkuliahan lagi padat-padatnya seperti ada Kuliah Kerja Nyata, Kerja Praktek dan lain-lain. Tapi, ada juga perasaan untuk mencoba apply sekali lagi, mengingat saya tau bagaiamana nyeselnya karena telah menyia-nyiakan kesempatan. Dan, saya pun mencoba dengan berkata dalam hati : ‘’Okey, ini yang terakhir kali deh. Kalo saya ditolak juga, saya tidak akan apply-apply lagi sampe lulus S1 nanti. Bismillah !’’

16 Mei 2011. Sent.

Sebulan berlalu, hingga datang bulan Juni. Saat itu saya sedang disibukkan dengan perkuliahan dan persiapan Kuliah Kerja Nyata. Gak ada di pikiran saya mengenai bagaiamana hasil scholarship Erasmus Mundus yang saya kirim bulan-bulan lalu.

Sampai pada suatu malem di Hari Jumat, tanggal 24 Juni 2011..

Saya mendapatkan e-mail yang isinya berbeda dari sebelum-sebelumnya. Isinya tersebut berhasil membuat saya terdiam beberapa detik:

Dear Aussie Andry Venmarchnanto,

 

Thank you very much for your application for a scholarship within the Erasmus Mundus Action 2 (EMA2) Lotus project. You were one of the 121 applicants. As the coordinating institution, Ghent University is delighted with the interest so many students, researchers and staff members have shown by taking part in this exceptional mobility opportunity for South-East Asia.

 

The consortium defined specific criteria for the assessment of the applications, in order to assure an objective selection procedure based on academic merit, language requirements, motivation and compatibility between requested and offered programs, and to guarantee equal opportunities for all applicants. The decision to grant a scholarship is based on the evaluation and ranking by the host universities concerned.

 

It is with great pleasure that we can inform you that you have been granted a scholarship for a(n) exchange BA – 6 months mobility period at Sciences Po.

Hening..

Saya baca berulang-ulang, saya cermati lagi, saya juga tanya teman akan maksud dan tujuan dari  isi e-mail tersebut, sampe akhirnya saya mengerti dan percaya kalo isinya menyatakan  saya berhak mendapatkan Scholarship ke Paris salama 1 semester!

Asli ! Pada saat itu saya gak tau harus ngomong apa selain mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada-Nya atas kekuatan yang telah diberikan. Saya langsung flashback di waktu ketika saya mendapatkan kegagalan-kegagalan. Di saat saya mau memtuskan untu menyerah.  Mungkin ini tidak akan terjadi kalo pada saat itu saya memutuskan untuk menyerah. Mungkin ini tidak bakal didapat kalo mental saya sudah ambruk di titik jenuh.  Bener-bener Ada-Pelangi-Setelah-Badai-Berlalu Moment banget deh pada waktu itu.

Setelah mengikuti proses keberangkatan, bikin visa, kelengkapan dokumen, pencarian housing dan sebagainya, akhirnya pada tanggal 28 Agustus 2011 saya terbang ke Eropa sebagai mahasiswa pertukaran pelajar dengan beasiswa dari Uni Eropa dalam Erasmus Mundus Undergraduate Program di Sciances Po, Paris-France  selama 1 Semester.

Pada akhirnya saya semakin yakin bahwa semua intinya berawal dari apa yang kita pikirkan karena itu dapat menimbulkan satu kekuatan besar yang dapat mendorong kita melakukan segala hal untuk menjadi seperti yang kita pikirkan.

We are what we think. With our thoughts we make our world.”

Hal lain yang bisa saya yakini di sini juga adalah keberanian untuk mau bermimpi besar dan kemauan untuk mewujudkannya.

Dare to dream big is not enough. You have to dare to make your dream come true” 

Mengapa ? Karena kalau kata Nidji, mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia. Hehehe.

Aussie Andry

Penulis : Aussie Andry Venmarchnanto Muladno

Mahasiswa yang sedang merampungkan S1 nya di  Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ini di tahun yang sama sebelum menerima beasiswa ke Sciances Po Paris, ia terlebih dulu menerima beasiswa ke Taiwan dari kampusnya.

Aussie juga aktif-banget menulis di http://www.aussieandry.tumblr.com

Kalau ada yang ingin bertanya lebih lanjut soal ini, silahkan senggol dia di http://www.twitter.com/AussieAndry

 

Haruskah Anak Menjadi Korban?

Senin malam, ketika asik menonton acara yang ada di televisi, tiba-tiba saja hape ibu berbunyi. Melihat ke layar hape, nama yang tertera adalah nama seorang kerabat jauh ibu di sebrang pulau sana. Ketika ibu menjawab sambungan telepon itu, yang terdengar dari dalam saluran itu justru suara anak kecil, bukan suara kerabat ibu.

Ibu sontak terkejut, ternyata yang mencoba menghubungi ibu adalah anak dari kerabatnya sendiri. Akhirnya, ibu mengaktifkan speaker hape, biar kami sekeluarga dapat mendengar apa yang ingin dibicarakan anak kecil itu.

“Hallo, tante, ini Dava..” kata si anak kecil itu.

“Ah, ya, Dava. Ada apa telepon tante malam-malam gini? Kangen sama tante?”. jawab ibu sambil beranjak dari ruang keluarga.

“Iya, Dava kangen sama tante. Tante, Dava rasanya mau ke Jakarta aja, nginap tempat tante”. kata Dava yang kala itu terdengar agak sengau macam orang habis menangis.

” Lho, kok mendadak kayak gitu? Kenapa? Ada apa? Kamu nangis?”

“Dava takut disini tante, Dava takut sama ayah” katanya lagi.

“Takut sama ayah? Kenapa memang ayahnya?” tanya ibu penasaran.

“Ayah jahat sama Ibu, tadi ayah bentak-bentak ibu. Dan ibu hampir dipukul sama ayah. Untung ada pakcik yang datang ke rumah Dava. Dava takut. Dava mau ke rumah tante aja di Jakarta”. kata Dava yang akhirnya menangis sejadi-jadinya.

Setelah Dava berucap seperti itu, ibu pun menyudahi pembicaraannya, dan berusaha menghubungi ibu dari Dava untuk tahu masalah yang sebenarnya terjadi.

sumber gambar: infotipso.com

Ibu berhasil menghubungi kerabatnya itu. Pembicaraan serius pun dimulai. Setelah usai, ibu pun menceritakan apa yang terjadi sama rumah tangga mantan tetangganya itu ketika sama-sama tinggal di pulau sebrang dulu.

Saya yang akhirnya diceritakan oleh ibu apa yang sebenarnya terjadi, cukup kaget mendengar cerita ibu. Ternyata, papanya Dava yang dulu saya kenal amat baik, sopan, dan halus tutur katanya itu kini berubah drastis. Berubah menjadi orang yang cendrung emosian. Entahlah, apa yang terjadi sama rumah tangga mereka. Untuk yang satu ini, biarkan menjadi rahasia saya 🙂

Yang jelas, akibat dari pertengakaran mereka, membuat Dava takut akan sosok ayahnya sendiri.

Dava yang ketika kecilnya dulu sering saya lihat bermanja-manja dengan sang ayah, mungkin sekarang enggan untuk melakukan hal serupa yang pernah ia rasakan ketika kecil dulu.

Dava, anak kecil yang usianya baru 8 tahun ini harus melihat peristiwa di dalam istana kecilnya yang sebenarnya belum pantas untuk dia saksikan. Melihat dengan mata kepalanya sendiri, sang ibu dibentak oleh ayahnya sendiri, dan hampir saja si ayah melayangkan tangannya ke pipi ibunya. Itu semua terekam jelas di kepalanya.

Karena ketakutannya itu, ia pun menelepon ibu yang sebenarnya bukan tantenya sendiri menggunakan hape milik ibunya.

Kalau soal yang satu ini, kami semua memakluminya.

Dulu, ketika tinggal di pulau sebrang, ibu dikenal sebagai orang yang cukup dekat dengan anak-anak tetangganya. Semua anak-anak kecil lengket sama ibu. Sampai saya yang kala itu duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama hampir marah melihat kedekatan mereka. Dan, hampir melarang anak-anak kecil itu main ke rumah kami.

Kembali ke masalah semula.

Saya sendiri ngga habis fikir, ketika mendengar/mengetahui ada orang tua yang bertengkar di depan anak-anaknya. Sampai-sampai ada tindakan kekerasan yang disaksikan oleh anaknya sendiri.

Kemana otak mereka?

Mereka ga takut kalau kelak ketika si anak besar menjadi pribadi yang tertutup?

Ngga gampang menyembuhkan rasa trauma kepada anak-anak yang menjadi saksi pertengkaran kedua orang tuanya.

Menurut artikel yang saya baca, akibat dari perkelahian orang tua yang disaksikan langsung oleh anaknya, dapat menyebabkan kerusakan mental pada anak itu sendiri.

Ketika anak-anak merasa terancam pada tingkat emosional tertentu, mereka akan menunjukkan peningkatan gejala negatif seperti depresi, kecemasan, dan permusuhan. Seorang anak bereaksi terhadap perkelahian orangtuanya dengan menjadi agresif. (sumber: merdeka.com)

Seharusnya, pertikaian yang terjadi sama orang tua ketika berada di dalam rumah dan tahu ada anaknya sendiri disitu, bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Kompromi. Jangan sampai si anak menyimpanmemori buruk yang mengakibatkan rasa benci dikemudian hari.

Saya rasa, sudah saatnya orang tua lebih berhati-hati lagi dalam bersikap dan bertindak. Kalau lah memang suatu masalah yang harus diselesaikan, selesaikanlah di satu tempat yang jauh dari anak-anak kalian. Di kamar sendiri misalnya. Atau, di tempat tidur? Entahlah. Pilihan itu, kalian sendiri yang menentukan wahai orang tua.

 Buat Dava, kamu yang sabar ya, dek. Insya Allah semua ini ada jalan keluarnya. Kami semua yang ada di rumah ini, sayang sama Dava.

Cause Life Is About Set A Dream [by: Tazy]

Cause Life Is About Set A Dream [by: Tazy]