Sosok Fahri di film Ayat Ayat Cinta 2 mengalami perubahan drastis. Tidak ada lagi Fahri yang pemalu, sederhana, dan masih memperlihatkan sisi-sisi bahwa dia manusia biasa. Andai sekarang Fahri dituduh memperkosa Keira (Chelsea Islan), dia mungkin tidak akan marah, tidak akan melawan saat dibawa ke kantor polisi, dan lebih memilih memperbanyak ibadah di dalam penjara ketimbang koar-koar membuktikan bahwa dia tidak bersalah.
Baca juga: Review Film Cek Toko Sebelah
Di Ayat Ayat Cinta 2 garapan Guntur Soeharjanto, Fahri yang dulu bergantung pada istri, sudah menjelma menjadi laki-laki mapan. Kini, anak penjual tape yang dulu pernah merasa tidak pantas menjadi suami Aisha (Rianti Cartwright) hidup serba enak.
Fahri punya banyak uang. Bahkan cenderung tidak berseri. Ada banyak kemungkinan yang membuat Fahri tajir mampus kayak sekarang. Pertama, warisan orangtua Aisha. Setelah menikah dengan ย Aisha, nyaris seluruh hidup dan keperluan Fahri ditanggung oleh istrinya. Saat memutuskan poligami saja, Fahri dan Maria (Carissa Putri) masih hidup satu atap dengan istri pertama, padahal hukum poligami adalah harus pisah rumah. Rumah pun harus pemberian suami.
Kedua, gaji bulanan Fahri sebagai dosen di universitas ternama di Edinburgh. Dan yang terakhir, keuntungan yang Fahri dapat setelah dia dan Aisha memutuskan membuka swalayan. Ukurannya tak terlalu besar. Isinya, barang-barang yang dikirim dari Indonesia.

Salah satu gambaran kebaikan Fahri di film Ayat Ayat Cinta 2
Dengan uang yang dia punya, Fahri bebas melakukan apa saja. Namun, Fahri bukan kita, yang mungkin saja akan mempergunakan uang itu untuk foya-foya. Fahri ini laki-laki dermawan. Dia memakai uang tersebut untuk membantu para tetangga yang kesusahan, yang secara kebetulan pula semuanya berbeda agama.
Ada Kiera dan Jason (Cole Gribble), kakak beradik asli Skotlandia yang amat membenci Fahri akibat kematian ayahanda yang menjadi korban bom di London; Brenda (Nur Fazura), gadis Melayu berprofesi sebagai pengacara tapi doyan mabuk, dan tentu saja, diam-diam mencintai Fahri; terakhir ada nenek Yahudi bernama Catarina (Dewi Irawan), yang sempat menuduh Fahri mengambil kesempatan saat membantu Brenda yang sedang mabuk.
Sumpah, saya iri.
Ayat Ayat Cinta 2 Layak Tonton?
Teman-teman yang sudah lebih dulu menonton film Ayat Ayat Cinta 2, menilai, MD Pictures kayak sekadar mengejar gelar film terlaris, tapi tanpa isi.
Ini jelas aneh. Sebab, dari departemen akting, Ayat Ayat Cinta 2 diisi pemain-pemain yang punya nama, dengan jam terbang yang tidak usah diragukan lagi. Walaupun dari sederet nama yang terlibat, hanya Tatjana Saphira, berperan sebagai Hulya, yang kualitas aktingnya ada peningkatan.
Dari segi sinematografi, Yudi Datau bekerja dengan sangat baik. Dia berhasil menangkap keindahan alam Edinburgh.
Sayang, dari segi penggarapan cerita, film Ayat Ayat Cinta 2 ini seperti tak masuk akal. Menurut saya, penggambaran akan sosok Fahri ini kelewat sempurna. Sampai-sampai saya harus mencubit pipi sendiri begitu melihat sosok Fahri yang begitu baik.
Oke, mengangkat Hulusi (Pandji Pragiwaksono), seorang preman jalanan menjadi supir sekaligus asisten pribadi, masih normal. Akan tetapi, mempekerjakan Sabina (Dewi Sandra), yang seorang pedagang tapi imigran, menjadi asisten rumah tangga, saya rasa tidak masuk akal.
Seorang Fahri yang begitu menjaga mata, pandangan, dan agamanya, masa mau menerima perempuan tidak jelas masuk ke dalam rumahnya? Memang tidak takut difitnah? Mana istri tak ada pula. Kalau tiba-tiba Aisha, yang menjadi relawan di Palestina pulang ke rumah kemudian melihat ada Sabina, apa dia enggak bakal marah?
Atau jangan-jangan, menerima Sabina menjadi asisten rumah tangga adalah siasat supaya Hulya (Tatjana Saphira), sepupu Aisha, bisa bebas main ke rumah?
Bukan apa-apa. Di awal-awal film, Fahri ini terlihat nyaman berdekatan dengan Hulya, yang menyusup ke dalam kelas, lalu berdebat dengan mahasiswa Fahri. Mahasiswa tersebut bertanya soal keistimewaan perempuan di mata Islam.
Fahri di film Ayat Ayat Cinta 2 memang sudah berubah. Dia tak takut dosa berdekat dengan yang bukan muhrimnya, bahkan berswafoto dengan jarak yang terlampau dekat. Saat Hulya memakaikan dasi ketika Fahri hendak pergi berdebat, tak sedikit pun tampak adanya gesture penolakan.
Kabar buruk untuk Film Ayat Ayat Cinta 2
Fahri terlalu sempurna. Tutur kata dan tindakan yang diperlihatkan Fahri ini seolah gambaran dari pria muslim yang sesungguhnya.
Sepertinya, Allah SWT telah membuang semua sifat-sifat jelek yang dimiliki Fahri lantaran pria tersebut rajin beribadah?
Sekali lagi, itu menurut saya. Sebagai pendosa, saya merasa kotor saat melihat Fahri yang begitu sempurna hidupnya. Laki-laki mana yang tidak mau menjadi kayak Fahri? Bisa membantu mengembalikan rumah salah seorang tetangga setelah dijual oleh anak tirinya yang durhaka. Bisa mendatangkan guru biola ternama untuk perempuan yang jelas-jelas membencinya. Tidak lupa, Fahri rela menggelontorkan sejumlah uang agar seorang perempuan yang berniat jual diri tidak jadi melakukan hal tersebut.
Masya Allah. Nikahi aku, Fahri, nikahi aku! Aku siap jadi pendampingmu. Aku tak masalah jika engkau tidak memberikanku nafkah badan. Sumpah. Kamu menikahiku tapi bercumbu dengan yang lain, aku ikhlas. Yang penting, nikahi aku Fahri.

Fahri dan Hullya di Film Ayat Ayat Cinta 2
Intinya begini. Kalau kalian mau menonton film Ayat Ayat Cinta 2 karena mau lihat akting Fedi Nuril atau Dewi Sandra doang, saya sarankan cari alasan lain. Kamu kemungkinan akan kecewa. Akting Fedi Nuril ya gitu-gitu doang. Malah mirip sama karakter Pras di Surga yang Tak Dirindukan 1&2.
Akan tetapi, kalau alasan kamu menonton Ayat Ayat Cinta 2 karena penasaran sama Tatjana Saphira, silakan, dia tampil memuaskan.
Kekecewaan lain dari film Ayat Ayat Cinta 2 ini adalah ketidakmunculan sahabat-sahabat Fahri di zaman susah dulu; Saiful (Oka Antara) dan Rudi (Dennis Adhiswara). Yang muncul malah Misbah (Arie Untung), sahabat Fahri yang tidak digambarkan dengan jelas asal usulnya.
Uh. Saya pikir bakal mewek habis-habisan, ternyata tidak sama sekali. Saya malah ketawa ngakak, senyum-senyum miris, dan nganga enggak percaya.
Soundtrack yang dibayangkan bakal bikin film Ayat Ayat Cinta 2 lebih greget, ternyata sebatas โmewahโ doang. Kasihan Yaya!
Akhir kata, Fahri, situ Nabi apa manusia? Sempurna amat!
Tagged: Ayat Ayat Cinta 2, Film, Film Ayat Ayat Cinta 2, Review Ayat Ayat Cinta 2, Review Film Ayat Ayat Cinta 2
Tatjana saphira memang actingnya bagus.. saya terkesan.. saat pertama kali melihat actingnya di sweet 20. Total bgt.. mempesona.
Setuju sama kamu.
Akting Tatjana Saphira semakin ke sini semakin matang. Ingat banget pertama kali dia main film sama Al, kakunya amit-amit. Kemudian, dia beradu akting sama Adipati Dolken, lumayan. Dari sejak itu mulai tertarik mengikuti film-film yang dia mainkan. Sampai pada akhirnya, dia berhasil dapat peran di Sweet 20 dan mampu mengeksekusinya dengan sangat baik. Semakin jatuh hati
duluan sama adipati tong, bukan al.
saya kira cuma diriku seorang yg agak “gimana” gitu nonton ini
jujur awalnya gapengen nonton cuma diajak gebetan.. yaudahlah, saya blm sempet baca bukunya sih tapi udh pernah diceritain sama temen garis besarnya jadi dah tau klimaksnya dan endingnya gimana. apa gegara itu saya bilang film ini hambar ?
entahlah, susah memang mengharapkan film romance indonesia bagi saya yg kebiasaan mewek nonton film romance jepun hehe
Wah, pembandingnya Jepang. Ha ha ha..
Saya juga belum baca novelnya. Enggak kebayang seperti apa isi novelnya setelah menonton film ini.
Akan tetapi, kata teman yang sudah nonton dan baca novelnya, berbeda jauh sekali. Di novel penggambaran akan sosok Fahri enggak sesempurna ini, tapi di-eksekusi yang memunculkan kesan bahwa Fahri kayak di-Nabi-kan gitu.
Hehehehe…
Pas aku nonton, ibu-ibu cewek-cewek pada bapeer pas Fahri ngelamar Hulya ๐๐๐
Padahal mah-ya-elah-ape-bae-deh
Oh Shit! Semalam baru nonton, ini Fahri memang keterlaluan. Bisa-bisanya menghambur-hamburkan uang untuk bantu sana-sini. Tatjana Saphira manisnya luar biasa, meski saya gak pernah hafal nama pemain film, tapi dia berakting cukup natural di kehidupan nyata.
Aku cuma kecewa kenapa si Aisha ga ada cerita yang bikin mewek, ekspektasiku bakal ada scene yang bikin mewek ketika Aisha dan Fahri ketemu. Eh ndilalah gitu aja. Tapi okelah, suara mbak Rosa, Isyana, dan Raisa masih enak didengar.
Itulah, amat disesalkan. Padahal, sudah siap-siap tisu, bahkan handuk kecil kalau tiba-tiba mewek. eh, sampai di akhir cerita, tak ada juga
Duh duh fahri..
Sabar, Mbak, sabarrrr.
Blm nonton…tp mlh penasaran.
Tontonlah. Ajak teman-teman yang lain
Tapi mas ngerasa hulya nya agresif gak si? Aku mikirnya gitu
Siapa coba yang agresif Mbak dihadapkan sama laki-laki kayak Fahri gitu
Dari awal aja aku ga tertarik nonton film ini.. Apalagi baca review ini, makin dicoret blasss :p. Yg pertama aja nyesel nontonnya -_- .. Ntahlah mas, semua film yg berbau2 poligami ini, aku ngerasa sia2 aja nontonnya.. :p
Ada apa dengan poligami, Mbak, ada apa? Ceritakanlah….
Bingung mau komentar apa, cuma aku suka review-nya… Haha. ๐
Aku belum nonton AADC 2 sih, karna ga niat nonton juga berhubung nonton film yang pertama aja aku ngerasa filmnya monoton.
Tapi tipikal sih, kaya tipe2 cerita kacangan yang karakter utamanya sempurna tanpa sela sampai agak mustahil buat bikin plot twist karna dia pasti nemu jalan keluar. ๐
Terimakasih banyak, Marya.
Hahaha.. tontonlah, biar tahu bagaimana “serunya”
Mbak yang di review itu AAC2 ya bukan AADC2 ๐
Duh, aku gak tahan baca spoiler reviewnya
Terus masih gak tahan baca reviewnya ๐ ๐
Aku pengen ngerasain perasaan gregetan saat nonton fahri, sambil ngajak2 suamiku hmmmm…. ๐๐
enggak spoiler lho, Mbak. Hahaha
Okehhh jd kepo sm akting Tatjana Saphira setelah sebelumnya di film apa deh lupa judulnya… Aktingnya dah bagus jd penasaran aktingnya di sini.
Sweet 20 atau Negeri Van Oranje?
Hahaha temen2ku yg uda nonton komentarnya sama kaya kamu. Ya kali ada laki sesempurna fahri. Aku sendiri mengurungkan niat utk nonton film ini hehe
Barangkali memang ada, kak, tapi enggak tahu keberadaannya
Makin penasaran pengen nonton nih filmmm
Silakan ditonton
saya dah baca novelnya dan saya agak kecewa sm karakter hulya di film ini.
1. Dari silsilah keluarga, hulya di film ini disebutin anak ozan pd hal di novel hulya itu anak akbar paman aisha & ozan itu kakaknya hulya
2. Penampilan & tingkah laku, hulya di film digambarkan perempuan tanpa hijab & agak agresif. Sementara di novel dia perempuan full hijab tanpa cagar, kalem & mahir maen biola
Dah gt di novel banyak pelajaran & pengetahuan yg hilang di filmnya.
Yah wajar sih, sulit mengangkat novel setebal 600an halaman jd film yg cm berdurasi 2jam.
Over all sih cukup menghibur bwt saya
Wah, saya justru belum baca novelnya. Makanya, agak shock melihat film ini. Yang satu agresif, tapi mainnya cantik, yang satu sempurna amat
Sama banget! Saya juga udh baca novelnya trs kaget bgt liat Hulya. Suasana islami jd ga berasa sama sekali ditambah fahri ngelamar hulya dengan “will u marry me?” Omg beda bgt sama nuansa di novelnya๐๐
๐
Menurut saya aktingnya Dewi Sandra bagus tapi porsinya yg sangat sedikit n tdk dibuat klimaks dari Directornya x ya hehe. Bront Palarae jg Antagonisnya cukup pada porsinya. Fahri ada bbrp adegan yg kaku. Tp yg hilang greget kayaknya krn sejak awal sdh disuguhi adegan janggal yaitu Keira masuk mobil Fahri yg saat masuk mbl rambutnya keriting tb2 turun mobil jd lurus dg tatanan rambut berbeda. Dan diakhir cerita adegan oplas tuker muka jg itu sangat ganggu, mungkin baiknya jika akan dibuat adegan seperti itu ya knp gak cari artisnya yg secara fisik tinggi+ukurannya sama jadi gak jomplang krn perbedaan antara Dewi Sandra+Tjahjana Saphira kan lumayan jauh mungkin ada sekitar 7-10cm. *Maaf kalo jd spoiler
Menurutku kurang greget. Mungkin dia memikul beban bahwa peran yang dia mainkan ini sudah ikonik banget, cuma orang enggak sadar aja.
Bront Palarae maennya emang mantap sik. Kejinya dapat. Kesan “Bapak” yang menjaga anak-anaknya hilang seketika saat dia bermain di film ini.
Oplas itu genges abis sih menurut saya. Ya keleeeeeuss dah ah
iya ih bener.. padahal mah kenapa bagian cacatnya aja yg dioprasi, diperbaiki lagi mukanya. jadi si dewi sandra tuh ga cacat sebelah lagi gtu loh mukanya..
Alasannya sungguh enggak logik sih
Setuju banget sama review ini! Fahri bagaikan makhluk astral campuran Superman dan Cassanova hahaha.. Kehebatannya membuat banyak gadis tergila gila hingga membuat Keira histeris bilang “nikahin adek dong abang!!” menurut saya koq gimana gitu… Bahasa jawanya “nggilani”… Duhhh!
Anjir. campurannya bagus-bagus amat ๐
Nah, itu dia, masa Keira yang di awal-awal tampak sangar mendadak luluh dan minta dikawinkan. Kenapa tiba-tiba semuanya pengen dikawinkan sama Fahri, sik?
Keira minta dinikahi kan karna menepati janjinya yg ditelevisi itu
Aku gak baca novelnya, sudah beli tapi males baca karena tebel.. Hahaha…
Tapi ya bang, aku setuju kalau yang mencuri perhatian di sini cuma Hulya. Ditambah OSTnya Isyana, hadeuh hadeuh, pas banget…
Chelsea wajahnya gak pantes marah.. Dewi Sandra terlalu sedikit scene nya… Fahri ya gitu deh, bener katamu ini orang baikkkkkk banget
*tosh*
Ohya satu lagi.. Yang dateng waktu nonton ini ya mbak-mbak, bu-ibu yang berisik, selfie2 sebelum nonton, nyalain hape waktu film lagi main, trus ada anak nangis, ya gitu deh
Sama. Masa banyak orangtua yang bawa anaknya. Kesel
diajakin temen2 nonton AAC2 ini, tapi ga minat banget, aku kepo2 alurnya, kesannya ya nyeritain kawin lagi kawin lagi, hadeeh ga banget. Padahal muslim tidak segampang itu berpoligami. ya namanya juga pilem ๐ฅ
Setujuuuu
Udah ngerasa Fahri ini digambarkan kayak Nabi sejak ayat-ayat cinta yg dulu. Alhasil pas tau ada film keduanya yah sama sekali gak tertarik, krn udah kebayang selama nonton pasti batin mulu liat kelakuannya Fahri.
Sebagai perempuan mah, saya gak pernah tertarik liat orang kayak Fahri.
Btw thanks reviewnya bikin makin kuat untuk gak nonton.
Hahahaha… sama-sama, Mbak. Senang reviewanya dibaca.
Reviewnya aku setuju
Aku sudah baca novelnya mungkin lebih bagus cerita novelnya daripada movie nya.
Ini pendapat saya
no problemo, kakak
Untungnya Fahri itu cuma ada di dunia film. Kalau di dunia nyata, pria model Fahri ini bakal ditolak mentah-mentah sama semua wanita dengan alasan: “Kamu terlalu baik untuk aku, Fahri…..”
Nice review, Aditya!
http://www.meylisa.com
Hahahaha… Kamu terlalu baik untuk aku itu alasan terputus paling ngehek sik
Aku belum nonton, hehe
Jadi penasaran malah, bagus mana AAC 1 apa AAC 2
tonton dong…
Kalo q belom sempat nonton yg versi Movie nya, tapi udah ‘khatam’ beberapa kali novelnya, hehe.
Kalo dr sudut pandang Fahri yg sikapnya menjurus ke Nabi, berarti itu persis banget ama di Novel, kalo dr segi akting cast yg lain, ngga heran lah ya, sekaliber Chelsea, Dewi Sandra, Tatjana, etc. Kalo Fedi yg jadi agak kayak ‘Pras -SYTD’ ngga heran sih, soalnya gap SYTD 1 ke 2 ama AAC2 ini ngga terlalu jauh, coba dibalik AAC 2 dulu terus SYTD mungkin kita juga bakalan nemuin ‘Pras’ rasa ‘Fahri’.
Yang jadi lebih agak males buat buru2 nonton movie nya lebih ke penggarapannya,
Soalnya dr imaji Novel dibanding ‘trailer’ doang udah banyak kebanting. 1, Di novel Hulya muncul agak tengah cenderung akhir, di film muncul dr awal. 2, begitu muncul cast Tatjana yang bakal mainin Hulya, yang ada dibenak nih, gimana wajah Tatjana berhijab, (soalnya jelas banget di novel, Hulya adalah gadis Turki yg berhijab). Eh, ini dengan anggunnya Tatjana masih dg rambut indahnya mempesona Fahri. & ketika udah nikah pun, hijabnya kayak ala kadarnya gitu, duh…. baru itu doang udah yang bikin ntar2 aja dah nontonnya,
Wah, wah, spoilert alert. hahaha
[…] Baca juga : Review Film Ayat Ayat Cinta 2 : Fahri, Kamu Nabi apa Manusia? […]
Sejak tau bahwa pemeran wanitanya semua udah ganti sich udah gak terlalu semangat nnton . Cuman emg pgn liat fahri aja . Kecewa sich … soalnya jalan ceritanya agak aneh … indonesia suka gt deh kalo bikin film , udh bagus2 pemain yg pertama tp begitu diganti rasanya udah beda . Gak sebagus aac yg pertama . Sosok fahri jg berubah . Anehnya masa sm istri sendiri gak ngenalin .. kan biar ketutup cadar , ga bs ngenalin suaranya ato tatapan matanya … haha mungkin karenq emg cmn pilm kali ya … mungkin next kalo ada aac3 dg pemain baru lagi dan cerita yg baru wahh bakal lebih kecewa penontonnya . Harusnya tokoh fahri dan aisyah ga perlu diganti pemain dan gak boleh dihilangkan .
Setuju banget. Sayang banget, padahal akan lebih terasa nostalgia kalau ada teman-teman Fahri yang lama di dalamnya
dimana mana kalau udah baca novelnya terus liat adaptasinya bakal kecewa
dikecewain lagi sama adaptasi novel.
Fahri yang sangat menjaga hubungan dengan perempuan seakan sirna dari novelnya. Dipasangkan dasi oleh yang bukan muhrimnya, duduk bareng, dsb.
Hulya juga memiliki perbedaan karakter yang sangat berbeda jauh dengan novelnya.
kind of disappointed here —
Belum baca novelnya ๐ฆ
Aku belum baca novelnya, tapi secara keseluruhan filmnya bagus, memang kalo baca novelnya dulu pasti kecewa karena ketika di film kan lebih mengejar sisi komersil. Pengen nanggepin karakter Keira yang minta dinikahin sebetulnya bukan karena dia tergila-gila sama Fahri tapi lebih kayak bales budi, Fahri udah menuhin impian dia padahal dia benci banget sama Fahri, makanya mungkin dia pengen berterima kasih dengan nyerahin diri nya ke Fahri karena dia ngga tau harus dengan cara apa ngebales orang yang udah wujudin mimpinya dia. Trus tentang Aisha, kisah dia bikin aku sedih banget waktu dia di penjara dan mau jadi korban nafsu tentara Israel, dia sampe “ngerusak” dirinya dibanding dirusak sama mereka, yang rusak bukan cuma wajah tapi organ wanita nya juga, bayangin sakitnya kayak apa mungkin cuma cewek sih yang bisa bayangin karena Aisha pengen jaga kesuciannya hanya untuk suaminya tapi ironinya tindakan itu malah ngebuat dia ngga bisa balik lagi dengan suaminya karena dia udah rusak. Itu sih interpretasi aku dari film, kurang tau dari novelnya penggambarannya seperti apa
Good point
Belum nonton film nya tapi dari review-nya jadi ga tertarik. ๐.
Dan review-nya sangat bagus, ๐
Terimakasih sudah meluangkan waktu buat membaca tulisan ini
Saya sangat sangat sangat setuju dengan review ini. Ternyata bnyak yg sependapat. Hahaha maju terus.. tapi sisi baiknya mungkin film ini memberikan sedikit hawa sejuk dalam kekisruhan negara akhir2 ini
Amin
Baca novel aac2 udah 3x tapi tiap baca pasti nangis bombay, berharap pas nonton baper dan nangisnya lebih, sampe mau nonton di premier biar lebih greget tp krn satu dan lain hal jd nonton di cgv dan ternyata saya cuma dibikin nangis 1x dan bersyukur gajadi nonton di premier :’)
Hahahaha… sampai nangis saat baca novelnya? Malah jadi penasaran buat baca novelnya
Bener banget, heboh doang ni film, sayang talent dan pengisi soundtrack nya gak imbang sma cerita.. Wkwkwk. Lebih kayak sinetron gak siiih.. Ksian belajar smpe malem, saat debat gtu ajah isinya, aisha yg segitunya pertahankan kehormatan tpi dengan ringan lakuin operasi yg dijelas diharamkan. Ckckck. #nyeseludnnton
HOreeeee… saya ada teman
Intinya adalah: kehebatan Manoj Punjabi dalam meng-hire aktor-aktor bagus untuk โmauโ dipekerjakan dalam film sampah. Capitalist wins!
woiiiii ๐
Bagus review ny
Nih dikasi hadiah
Baju buat di setrika se ember ๐
Yahhhhh ๐ฆ
Nice review!
Setelah menonton ini bersama ibu dan ayahku (yang notabene penggemar film2 beginian), susah sekali untuk menyampaikan bahwa film ini amat sangat buruk. Oke, cinematography nya memang baik, pemain pemain yang ada pun berkelas (dan Tatjana sangat memukau untuk umur 20 tahun), sountracknya sangat memanjakan telinga, tapi ceritanya itu lho…
1) Mengapa endingnya tidak jauh berbeda dengan operasi plastik? Padahal operasi plastik katanya mengubah ciptaan Allah?
2) Adegan debat yang dipersiapkan habis habisan semalam suntuk hanya untuk mengucapkan 1-2 buah kalimat sepele?!
3) Fahri tidak mengenal Sabina? Padahal jelas-jelas cinta? Masa tidak bisa mengenal istrinya sendiri? Okelah dia pakai cadar, tapi kan selama ini memang pakai cadar? Selain itu, suaranya kan tidak berubah?
3 alasan ini yang membuat saya geleng-geleng kepala sendiri. Bahkan, 3/4 jalan cerita saya bisa tidur di bioskop!
Maaf ujung-ujungnya nge rant habis habisan. Tapi, film ini akan membuat saya mengingatkan diri sendiri untuk menjauhi film-film Indonesia, bahkan yang terkenal sekalipun.
1. Mungkin penulis naskahnya cuma mau masukin endingnya doang. Sebenernya aac2 bagus seutuhnya kalau masukin semua yg ad di novelnya. Kalau di novel fahri bener2 minta pndapat dengan syeikh utsman gurunya untuk memutuskan ini.
2. Sebenarnya ada 2 debat, debat prrtama dengan baruch dkk, debat kedua dengan para atheis. Dan situ lengkap banget pernyataan n argumentasi2 yg di keluarkan fahri dan memuaskan pembacanya.
Ya pada dasarnya film ini gk sesempurna novelnya. Tpi bener2 puas kalau “hanya” baca novelnya. Film ini ya anggap aja pemuas penasaran.
Memang film tidak akan sebagus novelnya yah, plus lagi saya gak menonton Ayat Ayat Cinta yang pertama. Jadi kalau dari sudut pandang yang benar-benar hanya penikmat film satu ini, yah, saya harus katakan bahwa film ini sangat buruk.
Terima kasih penjelasannya btw! ๐
Hahahaha… gppp
Suaranya berubah mba, karna kejadian pas jadi relawan di palestina ๐
Kalau soal sahabat2nya fahri, di novel pun tidak ad pertemuan fahri dengan sahabat2nya yang lama (kecuali misbah). Disini(film) misbah kyk gk punya tujuan apa2 main ke tmpat fahri, smpe si fahri menikah lho. Tpi kalo di novel ceritanya memang beda. Kalau di novel misbah bertemu dengan fahrj secara ketidaksengajaan(bukan di rumah). Ad banyak yg gk di masukin sih, padahal disitu pointnya. Aduhhh, padahal di novel, hulya jago main biola, dn smpat berkompetisi dengan keira.
Iya, tahu-tahu kucluk datang aja gitu. kocak banget
bah saya belum nonton tapi penasaran ngikutin review nya jadi ikutan gendeng karena ketidak masukakalan film ini ๐๐
Jangan terlalu dipikirkan banget, Mas. Nanti stres ๐
“Masya Allah. Nikahi aku, Fahri, nikahi aku! Aku siap jadi pendampingmu. Aku tak masalah jika engkau tidak memberikanku nafkah badan. Sumpah. Kamu menikahiku tapi bercumbu dengan yang lain, aku ikhlas. Yang penting, nikahi aku Fahri.”
Mas kamu laki mas sadar!! Hahaha
Astaghfirullah. untung sudha diingatkan
Semua pembaca novel ayat-ayat cinta 2 setelah nonton filmnya pasti akan kecewa. Film ini hanya menggambarkan intinya saja.
Andaikan penggarapan film ini memaksimalkan dan menyamakan persis jalan cerita yang ada di novel. Saya yakin film ini akan jauh lebih baik.
Setujuuuu
Hahahaah setuju boro2 nangis rasanya gue mau marah2 aja nontonnya. Baca review gue juga yaa http://journalika.blogspot.co.id/2017/12/review-ayat-ayat-cinta-2.html?m=1
Hidup fahri manusia setengah dewa!
Datar banget … ngantuk dan aneh, phiuff. Setuju dengan review nya. Sorry, nyesel nonton nya.
Kecewa banget. Padahal AAC 1 filmnya bagus. Aku suka konfliknya. Di AAC 2 ini malah aku ga lihat ada konflik aku tunggu” . Kecewa banget
Novel aac2 kan penuh nilai islami, gak mngkinlah seorang MP mau membuat filem ttg dakwah. wajar hasilnya ginni
[…] film ini terinspirasi Ayat Ayat Cinta 2 digabungin dengan Dear Nathan!,” kata saya dalam […]
saya nnt film ini suka sound diawalnya saja saat gaza di bombardir israel… haha..
kelanjutanya hadeuh Aneh dan Ajaib dan sangat mudah ditebak… met taun baru fahri dan aisyah ๐
Nabi kan manusia ๐ฆ
Intinya Film ini mengandung pesan kepada seluruh wanita di seluruh dunia yaitu”jangan mau jadi istri keduanya Fahri..ujung2nya koit bin wafat” & yg sangat menyedihkan kereligiusan film ini kebanting sampe ndlosor dengan menyalahi kodrat”ganti wajah” di endingnya
Aku nangis dengan ketimpangan ceritanya.. Ya ampun,, untung pas nonton msh sadar ๐๐
Btw,, reviewnyaa keren vroh
Sedikit masukan juga buat TS, ketika membuat review Ayat Ayat Cinta 2 dapat di bandingkan dengan membaca novelnya setelah nonton filmnya, atau membaca novelnya dulu baru liat filmnya. Sebagai penggemar Kang Abik dan Novel2nya, jujur bgt memang agak kecewa dengan hasil dari filmnya yang alur ceritanya, menurut saya berbeda. Beberapa part hilang dan diganti dengan part lain yang membuat jalan cerita jadi agak aneh, dan terkesan tiba-tiba ada aja. Sedikit mrekomendasikan saja buat TS dan teman2 semua, jika ingin melihat Ayat2 Cinta 2 bisa lebih diperjelas dengan membaca Novelnya. Karena Novelnya Bagus Buanget (meski bukunya setebal kamus) dan yang pasti lebih religius, romantis, dramatis, dan menguras air mata (lebay). Pokoknya Wajib Baca novelnya, kalau mau tau cerita lengkapnya dan aslinya.
Saya udah baca novelnya, dan sama sekali tidak ada adegan yang didramatisir. Alurnya ga ada yang melenceng jauh dari novelnya. Tentang menghamburkan uang untuk tetangga, dan yg lain lagi, itu memang sudah tercetak jelas di novelnya. Bukan karna skenario film semata. Ayat ayat cinta 2 ini lebih mengajarkan ‘how to be a great moslem’. Dan jawaban dari pertanyaan terakhir adalah; sure dia manusia. Kealiman Fahri aja bisa menurun, bisa berbuat kesalahan, atau melakukan perbuatan baik yang justru disangka berlebihan. Jadi kenapa harus dipertanyakan lagi dia nabi atau manusia?
Bukankah Fahri ini bisa jadi acuan untuk para muslim agar bisa lebih memanfaatkan hartanya untuk orang yg lebih membutuhkan? Ini hanya pendapat saya, terima kasih.
[…] Review Film Ayat Ayat Cinta 2 : Fahri, Kamu Nabi apa Manusia? […]
[…] Review Film Ayat Ayat Cinta 2 : Fahri, Kamu Nabi apa Manusia? […]
[…] Review Film Ayat Ayat Cinta 2 : Fahri, Kamu Nabi apa Manusia? […]